Kesehatan
4 Tahap Memaafkan untuk Mental yang Lebih Sehat
Memaafkan adalah kata yang mudah diucapkan, tetapi tak dipungkiri bila sulit untuk dilakukan. Melontarkan kalimat “aku memaafkanmu” tidak menjadi bukti bahwa seseorang benar-benar memaafkan orang yang menyakitinya. Melupakan pun bukanlah indikator memaafkan. Jadi, bentuk memaafkan itu seperti apa?
“Memaafkan adalah suatu proses, dan setiap orang punya proses yang berbeda-beda. Ada yang cepat, ada juga yang lambat,” jelas Psikolog Lathifah Hanum dalam webinar yang diselenggarakan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada Kamis (14/5/2020).

Memaafkan, jelasnya, perlu dilakukan untuk melepaskan diri dari rasa marah. Lebih jauh lagi, memaafkan membantu seseorang mengubah pikirannya yang destruktif menjadi lebih sehat. Sebab itu, memaafkan sejatinya dilakukan demi kebaikan diri sendiri.
Hanum mengatakan, dalam proses memaafkan terdapat empat tahap yang dilalui seseorang. Empat tahap itu yakni:
1) The Uncovering Phase
Pada tahap pertama ini, seseorang perlu “berkenalan” dengan situasi yang dialaminya. “Kita perlu mencari tahu peristiwa tidak menyenangkan apa yang dialami [sehingga kita marah atau kecewa], mengapa hal itu bisa terjadi, dan siapa orang-orang yang terlibat,” jelas Hanum
Dengan merinci beberapa hal tersebut, seseorang bisa mengidentifikasi dengan baik peristiwa yang sebenarnya terjadi hingga memicu amarah pada dirinya. Untuk mempermudah identifikasi, Hanum menyarankan mencatat poin-poin penting itu. “Caranya menulis, semacam menulis diary,” kata Hanum.
2) The Decision Phase
Setelah mengetahui dengan baik peristiwa yang terjadi, Hanum mengatakan bila tahap selanjutnya adalah memahami makna memaafkan. “Kita [pada tahap ini] memperdalam tentang alasan mengapa saya harus memaafkan, apa itu definisi memaafkan,” tutur dosen di Fakultas Psikologi UI tersebut.
Hanum menjelaskan, pada hakikatnya memaafkan adalah proses yang mengantarkan seseorang pada perubahan emosi negatif menjadi rasa damai. Sederhananya, memaafkan adalah proses berdamai dengan diri sendiri.
Bila sudah memahami makna memaafkan, yang perlu dilakukan adalah memutuskan untuk memaafkan atau tidak. “Caranya dengan membuat tabel, ada kolom pro dan kontra. Pro diisi dengan apa saja dampaknya kalau kita memaafkan dan kontra sebaliknya, apa saja dampaknya kalau kita tidak memaafkan. Setelah itu bisa dihitung, lebih banyak mana?” kata Hanum.
Hanum melanjutkan, terlepas dari keputusan memaafkan atau tidak, seseorang perlu membayangkan dengan baik apa perbedaan yang jelas terjadi bila dirinya memutuskan untuk memaafkan dibandingkan tidak memaafkan.
3) The Work Phase
Pada tahap inilah, sambung Hanum, seseorang mulai memahami sisi pelaku [orang yang membuatnya marah] dengan cara yang berbeda. “Di sini kita mencoba memahami seluk beluk pelaku melakukan perbuatan itu. Apa yang sebenarnya terjadi padanya sampai dia melakukan hal itu? Bagaimana situasi yang ia hadapi sampai menyakiti hati kita?” paparnya.
Setelah itu, seseorang bisa mulai menilai perasaannya terhadap pelaku itu. “Bukan berarti kita menyetujui tindakannya. Tapi, bila kita punya emosi positif terhadap dia, coba jelaskan emosi positif apa itu. Bahkan kalau justru yang ada hanya emosi negatif, jelaskan juga dan bandingkan apakah emosi itu masih tinggi dibandingkan sebelum memahami sisi pelaku,”
Biasanya, kata Hanum, cara pandang baru seseorang terhadap pelaku akan membuat dirinya memiliki emosi positif terhadap pelaku maupun dirinya sendiri.
4) The Deeping Phase
Di tahap yang terakhir ini, idealnya seseorang sudah memahami situasi yang terjadi padanya, situasi pelaku, hingga rasa marah pun surut. Biasanya, kata Hanum, orang-orang yang melalui proses memaafkan ini akan lebih kuat secara psikologis.
Indikator bila sudah memaafkan adalah merasa damai dengan diri sendiri. Jadi, seseorang menyadari peristiwa yang terjadi padanya hingga membuatnya marah, tetapi ia sudah merasa tenang dan damai. “Contoh konkretnya, kalau bertemu yang bersangkutan [orang yang membuatnya marah], ia sudah merasa baik-baik saja. Kalau masih marah, itu bukan berarti proses memaafkan yang ia lakukan gagal, tetapi belum optimal,” jelasnya.
Itulah empat tahap memaafkan untuk mental yang lebih sehat. Memaafkan memang bukan hal yang mudah. Namun apa salahnya bila mencoba?
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Berita Kawasan
Terus Dorong Geliat Pariwisata Ibu Kota, Jakarnaval Digelar di Sirkuit E-Prix Jakarta
12 August 2022, 16:43
Pada 14 Agustus 2022, Sirkuit Internasional E-Prix Jakarta akan menjadi lokasi acara puncak karnaval bernama Jakarnaval yang digelar untuk geliatkan wisata di Ibu Kota.

Kesehatan
Dinkes Kota Tangerang Edukasi Warganya Terkait Obat Kadaluarsa
12 August 2022, 14:41
Setelah ramainya kabar mengenai balita di wilayahnya yang diberikan obat kadaluarsa, Dinkes Kota Tangerang berikan edukasi publik

Bisnis
KFC Hadirkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum di Gerai Jakarta Barat Ini
12 August 2022, 10:30
Pada pekan ini, berkat kolaborasi PT Fast Food Indonesia dan PT Agra Surya Energi, KFC Indonesia meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum di salah satu gerainya.

Properti dan Solusi
Jelang HUT RI ke-77, Ini Gedung Saksi Sejarah Perobekan Bendera Belanda di Bandung
11 August 2022, 17:17
Jika Anda berencana wisata sejarah di Kota Bandung jelang HUT RI ke-77 maka gedung yang berada di area Jalan Braga ini menjadi salah satu objek yang bisa Anda kunjungi.