Berita Kawasan
6 Pelukis Padukan Karakter dalam Pameran Lukisan Six Signs
Lukisan dapat diibaratkan seperti bahasa isyarat. Seni lukis juga menjadi sarana berkomunikasi dan menampilkan jati diri dari si pelukis. Di saat yang bersamaan, lukisan juga mewujud sebagai komitmen diri si pelukis dalam melihat dunia kehidupan, tanpa harus menggunakan kata-kata. Hal tersebut mendorong enam pelukis untuk berkolaborasi dalam memadukan karakter seni mereka dalam pameran Six Signs yang digelar di Galeri Institut Francais Indonesia (IFI), Jakarta Selatan.


Keenam pelukis tersebut ialah Jay Briones De Gala, Dara Sinta, Novandi, Alief, Ireng Halimun, dan Wahyu Oesman. Mereka menyalurkan jati diri dan keunikan karya masing-masing ke atas kanvas sebagai sebuah tanda. “Keenam tanda yang tertuang di atas kanvas adalah langkah penyeragaman karakteristik yang menampilkan cerminan asli dari jiwa para pelukis. Perpaduan karakteristik itu menginspirasi kami untuk mencanangkan pameran dengan tajuk Six Signs,” kata Ireng Halimun saat ditemui PingPoint.co.id di lokasi pameran (17/8/2019).
Sinyal atau tanda dalam pameran lukisan yang diadakan sejak tanggal 10-28 September 2019 ini menyiratkan modal keunikan dan ego dari tiap pelukis. Mereka juga mencari jati diri dari tiap karyanya, sehingga menghasilkan karya unik dan diharapkan mampu mendapat perhatian khalayak saat dipamerkan.


Ada sejumlah karakteristik tersendiri dari masing-masing pelukis dalam pameran Six Sign ini. Jay Briones De Gala mengusung gaya pointilisme yang kental, dengan menjadikan titik sebagai kekuatan dalam mewujudkan komposisi dari objek lukisan. Dara Sinta menuangkan kecintaannya terhadap alam melalui goresan cat di atas kanvas. Lalu karakter lukisan Novandi yang atraktif lebih menonjolkan kontras warna yang tegas.
Ireng Halimun menikmati kegelisahan saat mengeksplorasi sensasi dari cipratan dan lelehan cat hingga menemukan sinyal berupa objek lukisan. Alief yang menguasai teknik menggambar bentuk dan model, menuangkan gagasannya dengan kecenderungan gaya surealistik. Sedangkan karya Wahyu Oesman memperlihatkan karakter jiwa yang tenteram.


Lukisan dan pelukis tidak bisa dipisahkan karena nilai sejati dari karya seni berlandaskan jiwa serta perjuangan dari masing-masing seniman. "Para pelukis ini menceritakan berbagai kisah tentang sebuah dunia, dunia yang mereka resapi, yang ingin mereka bagikan ke masyarakat umum," papar Direktur Institut Francais Indonesia (IFI) Stephane Dovert.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Hobi dan Hiburan
Tak Sampai Rp2 Juta! Redmi 10A Resmi Hadir di Indonesia
20 May 2022, 18:40
Xiaomi Indonesia secara resmi meluncurkan produk entry-level mereka yang terbaru dengan kehadiran Redmi 10A.

Bisnis
East Ventures Suntik Pendanaan Awal ke Startup Pendidikan MySkill
20 May 2022, 16:37
Startup yang berfokus meningkatkan skill para pencari kerja di Tanah Air, My Skill, disebut meraih pendanaan awal dari East Ventures.

Bisnis
Sampai 29 Mei 2022, Toys Kingdom Gandaria City Diskon Hingga 90%
20 May 2022, 14:36
Bagi Anda yang berniat membelikan mainan untuk buah hati maka bisa memanfaatkan momen Crazy Sale di Toys Kingdom Mall Gandaria City.

Berita Kawasan
CFD Akan Kembali Digelar di Wilayah Ibu Kota
20 May 2022, 11:34
Pemprov DKI Jakarta mengumumkan akan melakukan uji coba penerapan CFD alias Hari Bebas Kendaraan Bermotor di wilayahnya pada akhir pekan ini.