Akselerasi Ekonomi Digital di Masa Pandemi, DKI Jakarta dan Jawa Barat Pimpin EV-DCI 2021

Perusahaan modal ventura East Ventures pada tahun ini kembali meluncurkan East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) atau indeks daya saing digital di Indonesia. Di mana perusahaan yang memelopori pendanaan startup di Tanah Air itu menggandeng Katadata Insight Center dalam pemetaan akselerasi ekonomi digital di Indonesia. Memasuki tahun keduanya, salah satu faktor turut masuk dalam pemetaan ini adalah bagaimana pengaruh pandemi COVID-19 terhadap perkembangan ekonomi digital.

Untuk EV-DCI 2021, East Ventures mengambil tajuk Momentum Akselerasi Transformasi Ekonomi Digital yang memaparkan data serta masukan dari tokoh-tokoh, founder startup, hingga pemangku kebijakan. Menariknya, terdapat perkembangan yang positif ternyata berdasarkan temuan dari data EV-DCI. Pasalnya, daya saing digital antar provinsi di Indonesia terlihat semakin merata dengan kenaikan skornya sekitar 4,2 dari 27,9 dari tahun lalu menjadi 32,1 di tahun ini.

Berdasarkan tabel peringkat EV-DCI 2021 dari sisi pemetaan provinsi, DKI Jakarta dan Jawa Barat berada di peringkat pertama serta kedua. Dengan nilai 77.6 untuk Ibu Kota dan 57.1 untuk Jawa Barat. Jawa Timur berada di peringkat ketiga dengan skor 48.0 dan bila dibandingkan dengan tahun lalu, ketiga provinsi ini tak berubah peringkatnya dengan skor Jawa Barat saja yang meningkat 2.2, sedangkan DKI Jakarta turun 2.2. Dari sisi peringkat kota, DKI Jakarta berada di posisi satu bila dibandingkan dengan 157 kota/kabupaten lainnya. Sedangkan Kota Bandung di posisi kedua dan Kota Bekasi di posisi ketiga.

[Baca Juga: East Ventures Pimpin Pendanaan Awal untuk Startup KitaBeli]

Namun walau begitu, bila dilihat secara keseluruhan di tabel EV-DCI 2021, pihak East Ventures memandang memang ada akselerasi terhadap ekonomi digital di tengah bayangan pandemi COVID-19. Disinyalir terdapat dua faktor yang mendukung perkembangan daya saing digital di Indonesia pada tahun ini, yaitu pembangunan infrastruktur yang merata contohnya adalah desa yang telah mendapatkan sinyal koneksi 3G serta 4G dan peningkatan pengeluaran untuk teknologi informasi dan komunikasi.

“Adanya pandemi sedikit mengerem pertumbuhan pesat ekonomi digital Indonesia. Namun, pandemi juga membantu mengakselerasi adopsi layanan digital di Indonesia. Seperti ketapel yang ditarik ke belakang, ekonomi digital Indonesia bakal melesat menuju era keemasan setelah setelah pandemi bisa teratasi,” ujar Co-Founder sekaligus Managing Partner East Ventures Wilson Cuaca, sebagaimana dikutip dari rilis yang diterima PingPoint.co.id (15/3/2021).

[Baca Juga: Pemkot Surabaya Fasilitasi Startup dan Bangun Ekosistem Produk Kreatif]

Peningkatan daya saing digital ini sebenarnya juga bisa dilihat juga dari sisi ekonomi serta pendidikan untuk membantu adopsi masyarakat Indonesia terhadap layanan digital. Dari mulai bertambahnya 2,5 juta merchant baru di Tokopedia selama masa pandemi COVID-19 dan meningkatnya pengguna Ruangguru yang saat ini telah dimanfaatkan lebih dari 22 juta pelajar di Indonesia. Bahkan ada juga layanan kelas daring gratis dari Ruangguru yang digelar selama pandemi dan manfaatnya telah dirasakan oleh 10 juta pelajar Tanah Air.

“Presiden Joko Widodo telah mendorong agar segala macam hambatan yang muncul akibat pandemi COVID-19 justru dimanfaatkan sebagai momentum dalam mempercepat transformasi digital. Teknologi adalah kunci untuk terpenting agar Indonesia lebih efisien dan produktif. Hampir semua provinsi mengalami kenaikan skor infrastruktur. Ini sejalan dengan upaya pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur digital. Kami berharap agar seluruh masyarakat Indonesia di 34 provinsi ikut menikmati era keemasan ekonomi digital Indonesia,” imbuh Wilson.