Kesehatan
Apakah COVID-19 Bisa Menyebar Lewat Udara?
Saat ini hal yang paling lumrah diketahui oleh masyarakat umum mengenai Virus Corona penyebab COVID-19 adalah melalui kontak dengan pasien positif atau carrier. Sehingga tak heran mengapa pemerintah pusat dan daerah sangat mendorongnya physical distancing dan meminta semua orang agar lebih baik di rumah saja. Namun salah satu hal yang acap kali muncul di benak masyarakat atau mungkin Anda adalah mengenai penyebaran virus bernama SARS-CoV-2 itu melalui udara. Apakah bisa?
Rasa kekhawatiran ini tentu saja bisa dikatakan lumrah. Mengingat setiap harinya, pasien yang positif terinfeksi Virus Corona terus bertambah di Indonesia yang hingga 27 Maret 2020 sudah mencapai angka 1.046 orang. Terkait penyebarannya, memang yang terbanyak terjadi disinyalir akibat terjadinya kontak antara individu dengan pasien yang positif atau seseorang yang memang terinfeksi tapi tak mengetahui bahwa dirinya merupakan seorang carrier.

Namun selain kontak dengan seseorang yang positif, virus SARS-CoV-2 juga memiliki sifat yang dapat menempel terhadap beragam objek. Di mana penelitian terkait sifat virus ini dilakukan oleh para peneliti yang berasal dari National Institutes of Health, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, University of California, Los Angeles (UCLA) dan Princeton University.
Pada penelitan ini, mereka membandingkan antara sifat virus dari penyakit COVID-19 dan SARS, khususnya seberapa lama virus ini bertahan di udara, tembaga, kardus, plastik, dan stainless steel. Terungkaplah bahwa SARS-CoV-2 mampu bertahan selama empat jam di tembaga, hingga 24 jam di kotak kardus, tiga hari di plastik dan stainless steel.
Lantas bagaimana dengan udara? Sebagaimana dilansir dari cnbc.com (18/3/2020) para peneliti mengungkapkan bahwa Virus Corona mampu bertahan di udara melalui bantuan aerosol selama tiga jam. Sekadar informasi, aerosol sendiri merupakan partikel pada atau cair yang menggantung di udara dan karena memiliki berat massa yang berbeda maka akan jatuh pada waktunya. Contoh dari aerosol adalah kabut, debu, hingga cairan yang dikeluarkan ketika seseorang batuk atau bersin.
Walau bisa bertahan di udara melalui aerosol sampai sekarang masih belum diketahui secara pasti seberapa banyak orang yang positif terinfeksi dengan cara ini bila tak terjadi kontak dengan carrier atau penderita COVID-19. Namun peneliti utama dari riset ini Dr. Neeltje van Doremalen menyimpulkan, penelitiannya mengungkapkan bahwa terdapat kemungkinan orang dapat terkena virus ini melalui udara (dengan bantuan aerosol) atau menyentuh benda yang telah terkontaminasi SARS-CoV-2. Sehingga ada baiknya bila Anda sangat menjaga jarak dengan seseorang yang mempelihatkan indikasi akan bersin atau batuk dalam rangka antisipasi diri.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Hobi dan Hiburan
Jakarta Concert Week 2023 Siap Digelar di GJAW
07 February 2023, 14:00
Gaikindo Jakarta Auto Week 2023 nantinya tak hanya berisikan pameran otomotif tapi juga siap didampingi acara konser seru bertajuk Jakarta Concert Week 2023.

Pendidikan
Sukses Raih Penghargaan Acer Smart School Awards 2022, Ini 12 Pemenangnya
07 February 2023, 11:00
Melalui Acer Smart School Awards 2022, Acer beri penghargaan kepada belasan sekolah dan para guru kreatif yang dipandang mendorong transformasi pendidikan Indonesia.

Pendidikan
Ini Komunitas Unpad Peduli Anabul Penghuni Area Kampus
06 February 2023, 14:53
Bergabung dalam UnpadSF, sejumlah mahasiswa Universitas Padjadjaran mengisi sela-sela waktunya untuk membantu serta melindungi anabul yang tinggal di sekitaran kampus Unpad.

Bisnis
CFD Kota Medan Bawa Berkah Bagi Pengusaha UMKM
06 February 2023, 12:51
Selain untuk berolahraga, CFD Kota Medan juga menjadi momen berkumpul bersama keluarga serta teman dan ini menjadi berkah tersendiri bagi pelaku usaha UMKM Kota Melayu Deli.