Berita Kawasan
Bagaimana Penanganan Daging Kurban yang Aman di Masa Pandemi?
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, selalu menyambut hari raya Idul Adha dengan melakukan penyembelihan hewan kurban. Pandemi COVID-19 telah membuat masyarakat harus beradaptasi dengan kondisi kenormalan baru yang mengharuskan juga pelaksanaan protokol keamaanan kesehatan dalam melaksanakan penyembelihan hewan kurban.
Kementerian Pertanian telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Pelaksanaan Kurban di Masa Pandemi COVID-19 agar berjalan aman. Lalu kemudian, bagaimana cara yang direkomendasikan dalam pengelolaan daging kurban pasca-penyembelihan di masa pandemi?

Manajemen pengelolaan hewan kurban harus memperhatikan beberapa aspek, seperti aspek ilahiyyah (ibadah dan taqarrub) dan insaniyaah (kemanusiaan, sosial, dan ekonomi). “Aspek kesejahteraan hewan menjadi isu yang juga diperhatikan, untuk menghasilkan produk daging kurban yang berkualitas dan sesuai dengan syariat, jelas Kepala Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Satriyo Krido Wahono di acara Webinar Ngaji Teknologi Penanganan Produk Kurban di Masa Pandemi seperti dilansir dari lipi.go.id (30/6/2020).
Selain itu, ia juga menambahkan kegiatan dimulai dari pemeliharaan hewan kurban, penjualan, pengiriman penyembelihan, hingga pembagian kepada masyarakat harus memperhatikan aspek keamanan pangan yang berpedoman pada ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).
Adanya pembatasan jumlah orang selama adaptasi kenormalan baru untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 membuat mobilitas masyarakat terbatas maka dari itu pembelian dan penjualan hewan kurban dapat dilaksanakan melalui daring. “Terdapat alternatif untuk memininimalkan kontak secara lansgung dengan membeli hewan kurban secara daring dengan mengetahui data gigi, foto hewan kurban secara fisik, dan bobot badan digital. Disarankan juga agar calon pembeli hewan kurban telah mengenal penjual,” jelas peneliti domba Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam LIPI Awistaros Angger Sakti.
Teknologi Preservasi Daging
Sebagian besar daging mengandung protein dan bahan-bahan organik yang sifatnya mudah rusak sehingga perlu perhatian khusus. Kerusakan pada daging pasca penyembelihan dapat disebabkan tiga faktor yakni pertama faktor biologis (akibat mikrobiologi). Kedua faktor oksidasi (zat kimia), terakhir karena faktor dehidrasi dan enzimatik.
Untuk mengatasi kerusakan daging agar tidak membusuk sehingga aman dikonsumsi masyarakat, memperpanjang waktu simpan, dan memperbaiki kualitas produk maka distributor daging dapat menggunakan teknologi presevarsi daging sebelum dikemas. “Pengemasan daging kurban terlebih dahulu dengan memanfaatkan teknologi sebelum didistribusikan adalah cara yang aman guna melindungi produk dan konsumen dari paparan penyakit,” ungkap peneliti Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam LIPI Andi Febrisiantosa.
Terdapat tujuh teknologi preservasi daging yaitu cold storage, dehydrating, salting and curing, smoking and cooking, canning, irradiation, dan standardization, blending and emulsification. “Setelah dilakukan preservasi, daging dikemas dengan memperhatikan aspek pengemasan yakni kemasan harus melindungi dari perubahan fisik, kimiawi, dan biologis serta efisien agar masyarakat yang akan mengonsumsi daging kurban tetap terlindungi,” tutup Andi.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Properti dan Solusi
Warga Tambakrejo dapat Segera Tempati Kampung Nelayan Semarang
26 January 2021, 20:09
Kini sesuai janji Wali Kota Semarang, Kampung Nelayan sekarang telah didirikan Pemerintah Kota Semarang yang diperuntukkan bagi warga Tambakrejo.

Properti dan Solusi
Di Bawah Rp2 Jutaan! Realme Watch S Pro Sudah Bisa Dibeli Hari Ini
26 January 2021, 19:09
Hadir dengan desain yang lebih premium serta fitur yang lebih oke dibandingkan pendahulunya, realme Watch S Pro dibanderol di bawah Rp2 jutaan.

Berita Kawasan
Krematorium di Yogyakarta Gunakan Alat Ramah Lingkungan
26 January 2021, 18:09
Wali kota pun sangat mengapresiasi keberadaan krematorium dan berharap tempat tersebut memang disiapkan sehingga bermanfaat untuk masyarakat, khususnya di Kota Yogyakarta.

Bisnis
Penambahan Satu Jam Operasional untuk Mal Tidak Tingkatkan Bisnis
26 January 2021, 18:05
Penambahan jam operasi pusat perbelanjaan dan restoran sebanyak satu jam di PPKM tahap dua dinilai tidak akan membawa dampak signifikan.