Bagaimana Prosedur Tes Covid-19

Kesehatan

Bagaimana Prosedur Tes Covid-19?

Jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia cenderung mengalami peningkatan yang signifikan. Per 19 Maret 2020, jumlahnya saja sudah mencapai 309 kasus dibandingkan pada data sebelumnya yang masih 227 kasus (18/3/2020). Artinya, hanya dalam sehari, jumlahnya bertambah 82 kasus.

Presiden Joko Widodo sendiri pada hari ini memerintahkan jajarannya untuk segera melakukan tes cepat atau rapid test COVID-19 kepada masyarakat dengan cakupan yang lebih besar. Dilansir dari Setkab.go.id (19/3/2020), Jokowi pun juga meminta kepada jajarannya agar segera membuat protokol kesehatan yang jelas, sederhana dan mudah dipahami setelah pelaksanaan rapid test nantinya.

Bagaimana Prosedur Tes Covid-19

Perihal uji tes COVID-19 belakangan ini memang menjadi perhatian publik. Sebab, gejala penyakit infeksi yang diakibatkan Virus Corona baru yang dinamakan SAR-CoV-2 ini tak mudah terdeteksi. seseorang yang batuk atau demam saja belum berarti mengalami COVID-19, bahkan ada pula yang sama sekali tidak menampakkan gejala atau asimtomatik.

Prosedur Tes COVID-19

Pemeriksaan ke dokter memang sangat diperlukan untuk mengetahui apakah seseorang harus menjalani tes COVID-19. Lantas bagaimana tes COVID-19 dilakukan? Dilansir dari Dw.com (19/3/2020), berikut rangkumannya.

Pada kebanyakan kasus, tes untuk mendeteksi COVID-19 dilakukan dengan throat swab atau throat-nose swab. Berdasarkan Robert Koch Institute, test sample juga sebaiknya tak hanya dilakukan dengan saluran udara atas, tetapi juga saluran udara bagian bawah. Misalnya seperti mengeluarkan lendir dari saluran bronkus atau paru-paru.

Sampel yang telah diperoleh nantinya akan didiagnosa di laboratorium. Adapun prosedurnya yakni berdasarkan Polymerase Chain Reaction (PCR). Butuh waktu sekitar lima jam untuk melakukan tes tersebut dan harus melalui prosedur di laboratorium. Tes tersebut ditujukan untuk mengetahui sumber penyakit.

[Baca Juga: Bagaimana Pengobatan yang Diterima oleh Pasien COVID-19?]

Pada proses PCR tersebut, DNA yang dipilih kemudian disalin dan dikalikan dalam thermocycler. Tujuannya agar dapat mendeteksi Virus Corona. Dari metode ini lah, nantinya akan terlihat jenis patogen atau mikroorganisme parasit yang seperti apa terkandung dan berapa banyak yang ada dalam tubuh. Pada kasus infeksi yang besar, disebut “Viral Load”.

Butuh waktu sehari atau dua hari untuk mendapatkan hasil tes. Bila hasil tes positif, maka pasien dan pihak otoritas kesehatan setempat akan mendapat informasi. Bila perlu pasien akan dirawat di ruang inap isolasi. Untuk pasien yang mengalami infeksi ringan masih dapat diisolasi di rumah dengan catatan dapat mengantisipasi agar tak menular ke orang lain di sekitarnya.

Mengenal Penyakit yang Disebabkan Virus Mirip COVID-19

Perlu Tes Beberapa Kali

Tes untuk mendeteksi COVID-19 ini tidak mudah. Meskipun hasil tes negatif, tidak sepenuhnya dapat menjamin seseorang bebas dari infeksi Virus Corona.

Kemungkinan tersebut dapat terjadi karena sampel yang diambil salah. Bila sampel yang diambil salah atau diambil pada waktu yang tidak tepat, maka hasilnya dapat negatif. Hal inilah yang membuat seseorang harus menjalani tes beberapa kali.

Oleh karena itu, tes dengan PCR membutuhkan peralatan laboratorium yang khusus dan tenaga ahli yang terkualifikasi. Sayangnya, tak banyak tenaga ahli yang seperti ini ada di semua negara.

[Baca Juga: Ilmuwan Dunia Berlomba-lomba Temukan Vaksin COVID-19]

Bahkan, negara seperti China saja dengan kapasitas laboratorium yang dimilikinya kewalahan untuk menangani kasus COVID-19 karena banyaknya kasus yang dihadapi. Di Eropa dan Amerika Serikat, beberapa kali mengalami masalah dalam tes, komponen tes individu atau alat medis.

Pasca wabah Ebola dan Zika, para peneliti di seluruh dunia juga tengah mengembangkan perangkat diagnostik molekuler dalam bentuk portable. Perangkat dalam bentuk portable berguna untuk menguji orang di klinik yang minim peralatan medis atau di rumah orang yang diduga terinfeksi penyakit wabah atau pandemi.

Sekarang ini, metode yang menjanjikan dapat digunakan saat ini untuk melakukan tes cepat yakni seperti tes gula darah. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh China’s National Health Commission. Mereka dapat mendeteksi imunoglobulin atau antibodi di tubuh manusia yang pertama kali dihasilkan dalam bentuk infeksi baru. Tes tersebut dilakukan dengan menguji setetes darah dalam waktu 15 menit.


Read More

Artikel Lainnya

Dari Hobi Hingga Sukses Jadi Atlet Offroad, Inilah Sosok Sudirman Arsyad.jpg

Hobi dan Hiburan

Dari Hobi Hingga Sukses Jadi Atlet Offroad, Inilah Sosok Sudirman Arsyad

23 March 2023, 18:17

Mengejar passion yang hadir dari hobi tampaknya menjadi gambaran yang tepat untuk sosok atlet offroad Tanah Air, Sudirman Arsyad.

Sambut Kehadiran Bulan Suci, ruparupa Gelar Program In i.jpg

Bisnis

Sambut Kehadiran Bulan Suci, ruparupa Gelar Program Ini

21 March 2023, 11:48

Melalui kampanye BerKah Ramadan, ruparupa gelar beragam promo untuk mendukung konsumennya dalam menyambut bulan suci yang sebentar lagi tiba.

Tiga Band Ini Sukses Ajak Nostalgia Hits Tahun 2000an di JCW 202 3.jpg

Hobi dan Hiburan

Tiga Band Ini Sukses Ajak Nostalgia Hits Tahun 2000an di JCW 2023

20 March 2023, 14:47

Para penggemar musik di era tahun 2000an awal berhasil diajak bernostalgia menyanyikan lagu-lagu hits dari Samsons, Yovie & Nuno, serta D’Masiv di acara JCW 2023.

Digitalisasi Asuransi Syariah, Astralife Hadirkan Produk Flexi Life Protection Syaria h.jpg

Bisnis

Digitalisasi Asuransi Syariah, Astralife Hadirkan Produk Flexi Life Protection Syariah

17 March 2023, 10:29

Dalam rangka mendukung umat Muslim milenial yang menggunakan produk sesuai syariah, Astralife menghadirkan produk Flexi Life Protection Syariah di ranah digital.


Comments


Please Login to leave a comment.