Bank DBS Bersama Greenhouse Adakan Diskusi Bantu Startup

Indonesia memiliki penduduk kurang lebih 200 juta jiwa. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi bisnis yang besar karena jumlah konsumennya yang beragam dan didominasi penduduk usia muda yang daya belinya cenderung tinggi sekaligus menikmati pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Faktor inilah yang membuat pertumbuhan bisnis di Indonesia cenderung pesat. Apalagi kini banyak bermunculan bisnis startup dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Para pebisnis baru ini berusaha untuk berkembang di tengah tantangan bisnis yang cukup besar.

Berdasarkan siaran pers yang diterima PingPoint.co.id (13/11/2019), Indonesia kini menduduki peringkat ke-73 dunia dalam World Bank’s Ease of Doing Business Index (Indeks Kemudahan Berbisnis Bank Dunia). Saking mudahnya memulai bisnis di Indonesia, terkadang banyak pula para pengusaha yang tak bisa bertahan lama dikarenakan banyak sebab, misalnya kurangnya dana untuk mengembangkan bisnis.

Maka dari itu, Bank DBS Indonesia dan Greenhouse menggelar sebuah acara khusus yang diberi nama Market Expansion Indonesia: Compliance, Recruitment, and Funding. Menurut Direktur PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung, banyak usaha yang bersemangat untuk memasuki dan berkembang di pasar Indonesia. Baik perusahaan lokal maupun asing, keduanya tentunya mengalami tantangan yang serupa, sebut saja masalah rekrutmen, pendanaan dan penyesuaian.

[Baca Juga: Bank DBS Indonesia Kembali Hadirkan SE Bootcamp 2019]

“Oleh karena itu, kami bekerjasama dengan Greenhouse untuk menghadirkan professional service giants, disruptive startups, dan investor terkemuka dari seluruh Asia Tenggara untuk berbagi wawasan bisnis dan industri. Agar para pebisnis mampu melebarkan jaringan lokal dan regional mereka yang dapat mendukung ekspansi bisnis mereka,” ujar Rudy.

Greenhouse sendiri merupakan startup yang menyediakan solusi terintegrasi untuk memberdayakan para pelaku bisnis untuk melebarkan jaringannya di Asia Tenggara, yang saat ini aktif di Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Greenhouse memiliki beberapa produk dan layanannya diantara lain, menyediakan jasa inkorporasi perusahaan dan kesekretariatan, serta informasi dan panduan yang dapat membantu pengguna melalui proses peluncuran perusahaan mereka di Asia Tenggara.

[Baca Juga: Skystar Ventures, Lahan Inkubasi Startup di UMN]

Chief Operating Officer Greenhouse Viktor Kyosev mengatakan, memasuki pasar baru. khususnya Indonesia tidaklah mudah. Walaupun memang, Indonesia memiliki potensi pasar yang amat besar. “Kami bertujuan untuk memberikan wawasan tentang tren atau peraturan terbaru di Indonesia mengenai kepatuhan, sumber daya manusia (SDM) dan perekrutan, serta pendanaan modal ventura.” Ujar Viktor.

Dalam acara ini, terdapat tiga panel diskusi dengan tema panel market entry, panel recruitment, dan fireside chat tentang pendanaan. Sesi panel market entry, topik yang dibahas adalah kesalahan umum, kesalahpahaman, tantangan, dan peluang yang ada saat memasuki pasar Indonesia dan pertumbuhan pasar cepat lainnya di seluruh wilayah Asia Tenggara.

Sesi panel rekrutmen membahas mengenai sumber daya manusia, sebagai aset utama dalam bisnis apapun. Sesi panel yang terakhir namun tidak kalah pentingnya adalah terkait pendanaan di Indonesia. Dalam diskusi ini, para pakar berbagi wawasan tentang pendanaan dan lanskap startup di Indonesia dan Asia Tenggara, dan bagaimana startup secara efektif dapat masuk dan memiliki kesempatan yang sama besar dengan perusahaan internasional lainnya di seluruh kawasan.