Kesehatan
Bayi Baru Lahir Perlu Cek Saturasi
Sejumlah penyebab kematian neonatus di Indonesia selain prematur yang mencapai 35,5 persen yakni kelainan kongenital. Ini di antaranya merupakan Penyakit Jantung Bawaan (PJB) yang mencapai 17,1 persen. Hal ini disampaikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
“Kebanyakan bayi yang mengalami penyakit jantung bawaan kritis tidak ditemukan gejala saat lahir,” kata Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Neonatologi IDAI Risma Kerina Kaban di Jakarta (14/12/2021).
“Oleh karena itu, skrining untuk penyakit jantung bawaan kritis dapat membantu mengidentifikasi beberapa kasus untuk menegakkan diagnosis dan pengobatan yang cepat, dan dapat mencegah kecacatan atau gangguan yang berakibat fatal,” lanjutnya.
PJB seringkali didiagnosis dengan asfiksia, yakni kegagalan bayi bernapas spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir. Ini ditandai dengan kadar oksigen dalam darah yang rendah, kadar CO2 dalam darah meningkat, dan kadar asam dalam darah meningkat.

Hal ini bisa terjadi karena PJB dengan asfiksia memiliki gejala yang hampir sama.
Terkait hal itu, dokter Risma Kerina Kaban merekomendasikan dilakukannya skrining saturasi oksigen pada bayi di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) antara 24 hingga 48 jam usia setelah kelahiran. Kecuali yang telah echocardiografi atau USG jantung untuk mendeteksi PJB dan PJB kritis.
Sedangkan bayi yang menggunakan oksigen tambahan pada skrining awal harus diulangi 24 hingga 48 jam setelah tidak menggunakan oksigen.
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan sekitar 80 persen dari bayi baru lahir yang meninggal 6 hari pertama setelah kelahirannya ternyata diakibatkan kelainan kongenital. Angka ini menyumbang angka kematian bayi sekitar tujuh persen. Di antara kelainan kongenital itu adalah PJB. Sementara data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC menyebutkan bahwa 1 dari 100 bayi baru lahir di dunia mengalami PJB.
Ketua UKK Kardiologi IDAI Rizky Adriansyah menambahkan berdasarkan data British Medical Journal Pediatrics pada 2021 bahwa PJB dialami enam hingga sebelas per 1000 kelahiran hidup di dunia. Sementara 25 persen di antaranya merupakan PJB kritis yang mengancam jiwa si bayi apabila tidak segera ditangani sehingga bayi dapat meninggal dalam beberapa hari hingga bulan kemudian.
Diperkirakan bayi lahir dengan PJB antara Januari hingga Juni 2021 sekitar 4 ribu jiwa dan 1,000 diantaranya merupakan PJB Kritis.
Masalah bayi lahir dengan PJB kritis akibat Tetralogi Terlambat atau 4T. Yakni Terlambat Dideteksi, hal ini mengakibatkan bayi meninggal tanpa diketahui penyebabnya. Terlambat Didiagnosis yang berisiko bayi meninggal karena mendapat pengobatan tidak optimal. Terlambat Dirujuk yang berakibat bayi meninggal karena ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Terlambat Ditangani yang berakibat bayi meninggal karena komplikasi sehingga penanganan PJB Kritis semakin rumit.

Diperkirakan 6 dari 10 bayi mengalami keterlambatan diagnosis PJB di Indonesia. Sementara 8 dari 10 bayi mengalami keterlambatan diagnosis PJB Kritis di Indonesia. Jika ada 5 juta bayi lahir maka ada sekitar 50 ribu bayi lahir dengan PJB dan 12 500 diantaranya dengan PJB Kritis.
UKK Kardiologi IDAI pada 2021 merekomendasikan pemeriksaan saturasi oksigen dengan alat oksimeter pulsa pada setiap bayi sehat usia 24 hingga 48 jam atau sebelum dipulangkan.
Pemeriksaan saturasi oksigen dengan alat oksimeter pulsa ini dapat dilakukan dokter, bidan, atau perawat terlatih di seluruh fasilitas kesehatan. Para tenaga kesehatan yang melakukan deteksi tersebut diharapkan melakukan pencatatan hasil skrining PJB Kritis. Jika hasil skrining positif maka bayi segera rujuk ke rumah sakit.
Sebelum merujuk, dilakukan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) dan menghindari pemberian terapi oksigen berlebihan saat merujuk bayi ke rumah sakit.
Baik dokter Risma dan dokter Rizky senada bahwa dalam merekomendasikan deteksi dini yang paling memungkinkan dilakukan pada pelbagai situasi adalah dengan pemeriksaan saturasi.
“Cek saturasi untuk selamatkan nyawa bayi,” kata mereka.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga meluncurkan program Inpost dan Ponsel guna membantu menurunkan angka kematian bayi dan anak.
Inpost atau Indonesian Newborn Pulse Oxymetry Screening Training yakni pelatihan skrining PJB kritis selama satu hari untuk tenaga kesehatan dokter, bidan, dan perawat.
Sementara Ponsel atau Pulse Oximetry Newborn Screening E-learning yaitu pembelajaran skrining PJB kritis selama satu bulan untuk tenaga kesehatan.
“Garda terdepan yang bisa melakukan pertolongan ini di antaranya adalah para bidan, dokter umum, atau dokter anak yang menolong persalinan atau sectio,” kata Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia Piprim Basarah Yanuarso.
“Kami di IDAI berharap dengan program pelatihan yang akan diadakan oleh IDAI dan Kementerian Kesehatan akan bisa membantu para tenaga kesehatan yang menangani kelahiran dan anak untuk melakukan deteksi dini terhadap penyakit jantung bawaan.”
“IDAI berkomitmen untuk membantu menurunkan angka kematian bayi dan anak karena anak adalah masa depan bangsa,” pungkas dokter Piprim.
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Gedung IDAI
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Hobi dan Hiburan
Lebih Dari 65 Ribu Penggemar Dewa 19 Sukses Semarakkan Konser di JIS
09 February 2023, 11:44
Pada akhir pekan kemarin konser Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya Dewa 19 sukses menghibur puluhan ribu baladewa dan baladewi yang berkumpul di JIS.

Berita Kawasan
580 Usulan Masyarakat Diajukan di Musrenbang Kecamatan Bekasi Selatan untuk RKPD 2024
08 February 2023, 15:59
Dalam Musrenbang Kecamatan Bekasi Selatan untuk RKPD 2024, lima kelurahan mengajukan 580 usulan dengan total pagu mencapai lebih dari ratusan miliar rupiah.

Kesehatan
Kasus Diabetes Anak di Indonesia Meningkat Tajam, Ini Saran Pakar UGM
08 February 2023, 13:57
Dengan data yang belum lama ini dirilis IDAI terkait semakin meningkatnya kasus diabetes terhadap anak, pakar kesehatan UGM memberikan sarannya agar buah hati Anda terhindar dari penyakit ini.

Hobi dan Hiburan
Jakarta Concert Week 2023 Siap Digelar di GJAW
07 February 2023, 14:00
Gaikindo Jakarta Auto Week 2023 nantinya tak hanya berisikan pameran otomotif tapi juga siap didampingi acara konser seru bertajuk Jakarta Concert Week 2023.