Begini Cara Akses Layanan KB di Masa Pandemi COVID-19

Selama pandemi COVID-19, pelaksanaan Program Keluarga Berencana (KB) yang mengandalkan kegiatan tatap muka dalam sosialisasi, penyuluhan, dan pemberian layanan kontrasepsi menjadi terhambat. Hal ini karena anjuran jaga jarak fisik untuk mencegah penularan Virus Corona baru bernama SARS CoV-2.

Muncul kekhawatiran masyarakat untuk mengakses layanan KB di fasilitas kesehatan, ditambah tak sedikit bidan maupun dokter yang menutup sementara kliniknya di masa pandemi. Sebab, fasilitas kesehatan mereka tak memiliki Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai untuk mencegah penularan COVID-19 ketika melaksanakan praktik layanan KB.

[Baca Juga: Mengenal Program Kampung KB untuk Kesejahteraan Masyarakat]

Akibatnya, jumlah kehamilan yang tidak direncanakan sebesar 15 persen dapat terjadi pada tahun 2021. Angka tersebut diprakirakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang dimuat dalam keterangan tertulis yang diterima PingPoint.co.id (10/6/2020). Kesadaran masyarakat yang masih rendah untuk KB secara mandiri di masa pandemi COVID-19 turut berkontribusi menyumbang angka ini.

BKKBN sendiri mencatat adanya penurunan drastis penggunaan alat kontrasepsi pada Maret 2020 dibandingkan bulan Februari 2020 sebesar 35 sampai 47 persen.

“Peningkatan angka kehamilan apalagi yang tidak direncanakan akan menimbulkan masalah bagi keluarga di tengah situasi ekonomi yang sedang lesu dan tantangan bagi pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk,” jelas Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam keterangan tertulis tersebut.

Oleh karena itu, kata Hasto, BKKBN dan para pemangku kepentingan lainnya kembali menggencarkan pelaksanaan program KB dengan mendorong bidan dan dokter membuka kembali layanan KB. Masyarakat pun diimbau untuk tidak ragu mengakses layanan KB dan terus memakai alat kontrasepsi.

[Baca Juga: Tips Manajemen Stres Ala WHO untuk Jaga Kesehatan Mental Kala Pandemi]

Dalam webinar bertajuk “Urgensi Pelayanan KB pada Masa New Normal”, Selasa (9/6/2020), Hasto menyampaikan panduan mengakses layanan KB di masa pandemi COVID-19 bagi pasangan usia subur.

1) Buat Perjanjian dengan Faskes

Apabila hendak mencari layanan KB, Anda dapat membuat perjanjian lebih dulu dengan fasilitas kesehatan yang bersangkutan untuk mendapatkan kepastian layanan. Buatlah perjanjian melalui aplikasi WhatsApp atau menelepon secara langsung. Hal ini juga berlaku bagi Anda yang menggunakan layanan KB berupa suntik, implan KB, dan Intrauterine Device (IUD) atau KB spiral.

Sementara, bagi Anda yang menggunakan alat kontrasepsi berupa pil KB dan kondom, usahakan mendapatkan layanan antar dengan cara menguhubungi petugas kesehatan atau Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), atau kader di desa atau kelurahan setempat melalui WhatsApp atau telepon.

Kemudian, bila Anda dinyatakan sebagai ODP, PDP, atau positif COVID-19, konsultasikanlah kondisi dan kontrasepsi yang Anda perlukan kepada petugas kesehatan melalui WhatsApp atau telepon.

2) Terapkan Protokol Kesehatan di Tempat Pelayanan KB

Bila Anda sudah membuat janji dan harus mengunjungi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan suntik KB, implant KB, atau KB spiral, gunakanlah selalu masker. Jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin atau dengan hand sanitizer. Selama di fasilitas kesehatan, jaga jarak fisik dengan pengunjung lain minimal dua meter dan disarankan tidak banyak berbicara.

3) Gunakan Pil KB atau Kondom Bila Tidak Dapat Pergi ke Faskes

Jika tidak memungkinkan datang ke tempat pelayanan KB, Anda dapat menggunakan kondom atau beralih menggunakan pil KB sementara waktu. Pil KB dapat diperoleh dengan menghubungi petugas kesehatan atau Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), atau kader di desa atau kelurahan setempat melalui WhatsApp atau telepon.

4) Gunakan Alat Kontrasepsi Setelah Persalinan

Bagi Anda yang melahirkan di masa pandemi COVID-19, sebaiknya langsung menggunakan alat kontrasepsi pasca persalinan. Jika melahirkan dengan cara operasi, Anda direkomendasikan menggunakan KB MOW atau Metode Operasi Wanita. Metode ini diterapkan bila Anda dan pasangan memutuskan untuk tidak memiliki anak lagi. Bagi Anda yang melahirkan dengan persalinan normal direkomendasikan menggunakan KB IUD atau spiral pasca plasenta.

[Baca Juga: Cara Cegah Virus Corona dengan Tingkatkan Sistem Imun Tubuh]

Hasto lebih lanjut mengimbau kepada pasangan usia subur di masa pandemi COVID-19 untuk merencanakan kehamilan dengan pertimbangkan usia jarak antar kelahiran, jumlah anak, dan faktor kesehatan. “Hindari Empat Terlalu (4T),” katanya. Empat terlalu yang dimaksud adalah hamil saat terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat (jarak kehamilan atau persalinan kurang dari 2 tahun), dan terlalu banyak anak (lebih dari empat).

“Jika ada keluhan terkait penggunaan alat atau obat kontrasepsi, konsultasikan kepada petugas kesehatan lewat WA atau telepon untuk mendapatkan anjuran selanjutnya,” jelasnya.