Bermain di Luar Ruangan Jadi Momen Belajar untuk Anak-Anak

Dengan semakin majunya teknologi, saat ini pemandangan anak-anak di bawah usia 10 tahun yang bermain gawai merupakan hal yang lumrah. Sayangnya, hal ini sebenarnya memicu mereka lebih senang beraktivitas dalam ruangan yang dalam jangka panjang dapat memiliki efek negatif terhadap tumbuh kembang mereka. Oleh karena itulah, penting bagi anak-anak untuk diberikan waktu mereka bermain di luar ruangan seperti di area bermain atau playground. Hal inilah yang diterapkan TK Tzu Chi Pantai Indah Kapuk dalam kurikulumnya.

Pihak TK Tzu Chi memasukan waktu bermain di playground ke dalam jadwal rutinitas untuk para siswa-siswinya. Dengan ditemani dua guru, murid-murid TK di sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Buddha Tzu Chi ini dapat bermain di area playground luar ruangan yang aman sekaligus menyenangkan untuk dieksplorasi bagi anak-anak.

“Di sinilah mereka mengenal alam secara langsung, karena di sini juga mereka bisa berkolaborasi atau membangun team work dengan teman-teman, dan menjalin kebersamaan dengan guru. Lalu di sini juga mereka dapat mencoba memecahkan masalah yang mereka hadapi saat berada di playground,” ucap Kepala Sekolah TK Tzu Chi Iing Felicia Joe kepada PingPoint.co.id di TK Tzu Chi, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara (13/9/2019).

Ia mencontohkan bagaimana konsep pemecahan masalah sederhana yang dipelajari murid-murid TK Tzu Chi saat berada di tempat bermain. Menurutnya, misalnya ada wahana bermain yang sedang dimainkan oleh salah satu murid dan siswa-siswi lainnya juga ingin memainkannya maka pada momen itu, anak-anak akan distimulasi untuk kira-kira langkah apa yang mereka bisa lakukan selanjutnya, apakah akan bermain bersama atau memilih mengantre dan menunggu giliran.

[Baca Juga: Ini Suasana Keseharian di TK Tzu Chi]

Iing menyebut, di usia TK, anak-anak masih terbilang tinggi egonya sehingga insiden atau konflik bisa saja terjadi saat mereka bermain. Namun ini juga menjadi momen penting untuk guru dan anak-anak berinteraksi sekaligus agar murid-murid belajar mengenai pemecahan masalah.

“Biasanya guru akan mengajak anak-anak itu untuk berdiskusi, ‘Apa yang terjadi di antara kalian? Dan apa yang harus diselesaikan di antara kalian?’ Jadi kami sebagai orang dewasa harus mengajak mereka untuk membuat solusi bagi mereka sendiri daripada kita yang selalu memberikan penyelesaian, karena itu menurut saya tidak membangun untuk anak-anak dalam menghadapi masalah yang mereka hadapi,” ujar Kepala Sekolah TK Tzu Chi itu.

[Baca Juga: Taman Langit Jadi Lokasi Murid TK Tzu Chi Belajar Tanaman]

Iing menambahkan, TK Tzu Chi tidak pernah menerapkan hukuman dan karena fokus untuk membangun karakter para muridnya maka jika terjadi insiden, hal yang diajarkan kepada murid adalah bagaimana sebab-akibat. Ini tidak hanya berlaku saat terjadi konflik antara murid tapi juga saat mereka mengalami cedera saat bermain.

“Jadi konsekuensinya apa kalau murid berlarian dan tidak mengikuti apa yang seharusnya berjalan dengan tenang. Ternyata saat berlari mereka jatuh, itulah konsekuensi yang harus dihadapi si anak. Nah itu proses mereka harus bisa tahu saatnya kapan mereka bisa bermain dan saatnya kapan mereka bisa mendengarkan kata-kata dari gurunya," tambah Iing.