Pendidikan
Berpikiran Terbuka Penting dalam Membesarkan Anak dengan Autisme
Memiliki anak ASD Autism Spectrum Disorder (ASD) atau autisme merupakan anugerah dari Tuhan yang seharusnya bisa dirawat dengan tepat oleh orangtua yang memilikinya. Hal ini tentu tidaklah mudah, merawat dan mendidiknya tidak sama seperti dengan anak yang tidak autis. Butuh waktu dan kesabaran yang ekstra dalam memberikan pengajaran dan kebutuhannya.
Dan, tingkat stress pada orangtua dengan anak yang memilki gangguan ini bisa lebih tinggi dibandingkan dengan orangtua yang tidak memilki anak ASD. Kemungkinan hal tersebut bisa terjadi karena kesulitan para orangtua dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi pada anak ASD, seperti perilaku yang diulang-ulang, kesulitan berkomunikasi, perilaku yang tidak biasa, dan kesulitan bersosialisasi.
Cerita para orangtua dalam membesarkan anak ASD ini pun tentu berbeda-beda. Kesulitan dalam membesarkannya tentu berpengaruh kepada pribadi orangtua itu sendiri. Di sisi lain, Sondang Intan Sihombing, S.Pd, yang memilki anak ASD ini justru membuatnya merasa bersyukur karena dapat menjadi pribadi yang terus tumbuh untuk selalu memiliki kesabaran.
“Saya menjadi pribadi yang terus bertumbuh untuk selalu memiliki kesabaran dan menyenangkan sekali punya anak yang polos dan hatinya tulus tanpa pamrih seperti mereka,” ucapnya.

Kesulitan yang kerap dialami para orangtua ini pun dapat memperburuk hubungan anak dengan orangtua, bahkan kemungkinan akan berdampak pada kegagalan terapi bagi anak yang sedang membutuhkan keterlibatan orangtua itu sendiri. Sondang pun memiliki cara praktis agar selalu nyaman dalam mengarahkan anak dengan gangguan ASD ini.
“Harus senantiasa open minded dan terus meng-upgrade diri untuk mengikuti kondisi anak yang juga terus menerus berkembang,” jelasnya.
Pengelolaan emosi Sondang sebagai orangtua dalam membimbing anak autis berpengaruh pada kondisi emosi sang anak, yang terkadang bisa mengikuti emosinya. Hal ini dapat terjadi lantaran bonding orangtua dengan sang anak yang begitu kuat.
“Saat pada waktu bersamaan saya harus membagi diri saya antara menyelesaikan masalah pelik lainnya dengan tetap berkegiatan dengan anak yang mengikuti jalur home learning.
Bonding di antara kami sangat kuat sehingga dalam kondisi demikian maka otomatis anak saya akan ikut bete dan cemas dan itu sangat berpengaruh pada kondisi emosinya, biasanya murung dan cenderung menarik diri,” jelasnya.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Bisnis
Astra Life Hadirkan Apps MyAstraLife Guna Permudah Akses Bagi Nasabahnya
19 August 2022, 15:55
Dalam upaya mendorong proses digitalisasi untuk mempermudah para nasabah serta calon nasabahnya, Astra Life secara resmi meluncurkan aplikasi MyAstraLife.

Bisnis
Peluncuran realme Pad Mini, Tablet Mumpuni dengan Harga Terjangkau
19 August 2022, 13:53
Dengan harga yang masih di kisaran Rp2 jutaan, realme Indonesia menghadirkan produk tablet mini dengan jeroan yang mumpuni.

Properti dan Solusi
Dilengkapi 7.421 Rusunawa, JAKHABITAT Diresmikan Anies
19 August 2022, 11:51
Dalam rangka memberikan akses pemukiman berkualitas dengan biaya terjangkau untuk warganya, Anies Baswedan meresmikan ribuan Rusunawa dalam program JAKHABITAT.

Berita Kawasan
Veteran Kemerdekaan Naik Podium di Upacara HUT ke-77 RI Kota Bekasi
18 August 2022, 15:41
Dalam upacara HUT RI ke-77 kemarin di Kota Bekasi terdapat momen menarik ketika seorang veteran perang kemerdekaan Indonesia turut diundang untuk memberikan pesan kepada generasi penerus.