Berita Kawasan
Budidaya Maggot di TPST Buat Tumpukan Sampah Organik Berkurang
Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R (TPST 3R) Perumahan Mutiara Bogor Raya, Kelurahan Katulampa. Menemukan inovasi baru untuk jawaban timbulnya masalah kerusakan mesin pencacah sampah organik. Saat itu, karena kerusakan tersebut sampah organik sampai menumpuk .
Bisa dibayangkan sekitar 950 kepala keluarga di perumahan tersebut bisa menghasilkan sampah organik sebanyak 200 sampai 300 kg per hari. Sebelum mesin pencacah rusak, sampah tersebut akan dikelola sebagai kompos. Namun karena mesin pencacah rusak, dua pengurus TPST terpaksa mencacah sampah secara manual menggunakan golok.

Pengurus TPST Sulistyowati menyebutkan, mencacah sampah secara manual bukanlah hal yang mudah, selain membutuhkan tenaga yang besar diperlukan biaya yang besar pula. Selain itu, para pekerja juga harus terpaksa menghirup gas metan yang dihasilkan dari pembusukan sampah. Padahal gas tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi para pekerjanya.
Melansir dari bogorkota.go.id (25/11/2019) masalah tersebut dapat teratasi berkat informasi yang didapatkan oleh Dinas Pertanian Kota Bogor tentang budidaya maggot, yang merupakan larva atau sejenis belatung yang dihasilkan dari lalat berjenis Black Soldier Fly (BSF). Namun lalat ini berbeda dengan lalat biasanya, karena larva yang dihasilkan bukanlah medium penyakit.
Untuk dapat membudidayakan maggot, diperlukan sampah organik dalam jumlah yang cukup banyak. Budidaya ini memerlukan proses selama 25 hari hingga siap panen. Manfaat maggot pun beragam, mulai dari pakan bagi ikan lele dan jenis ikan lain yang dibudidayakan. Kebetulan, lokasi TPST 3R dikelola pula pembudidayaan lele, sehingga maggot yang dihasilkan dari tumpukan sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pakan lele.
Pemberian maggot sebagai pakan lele dinilai sangat bermanfaat karena berdasarkan hasil penelitian Dinas Pertanian Kota Bogor, terdapat penghematan penggunaan pakan lele sebanyak 40 persen. Maggot juga memberikan manfaat lain, yaitu pertumbuhan lele menjadi lebih cepat dibandingkan pertumbuhan lele tanpa mengkonsumsi maggot. “Sekarang memberi makan lele dengan pellet cukup dilakukan sekali sehari, sisanya dengan maggot,” ujar Sulis.
Menurut Sulis, lele dapat bertumbuh lebih cepat dengan maggot karena lele membutuhkan protein untuk pertumbuhannya dan maggot rupanya bisa memberikan kecukupan protein. Maggot juga memberikan manfaat lain karena sampah organis bekas media tumbuh kembang maggot dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos sehingga tumpukan sampah bisa dikelola dengan baik.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Berita Kawasan
Kolaborasi Pertamina NRE - Bike to Work Kampanyekan Green Mobility
02 February 2023, 17:41
Peresmian unit tempat parkir sepeda dilakukan oleh Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Chaidir, dan Ketua Umum B2W Fahmi Saimima.

Hobi dan Hiburan
Siap Digelar 25 Februari 2023, Ini Semua Line-ups Woke Up Fest 2023
02 February 2023, 15:41
Setelah memberikan teaser siapa saja yang akan tampil, akhirnya pihak penyelenggara mengumumkan siapa saja yang nanti siap menghibur Anda di Woke Up Fest 2023.

Berita Kawasan
Program PHINLA Sukses Bantu Pemprov DKI Jakarta Kelola Sampah
02 February 2023, 11:33
Baru-baru ini WVI serta DCA menggelar seminar yang didukung pemerintah terkait bagaimana program PHINLA sukses membantu pengelolaan sampah di Ibu Kota.

Berita Kawasan
Karang Taruna Ratujaya Depok Adakan Festival untuk Pembangunan Masjid
01 February 2023, 16:19
Festival BBM tersebut telah digelar oleh Katar RW 04 Ratujaya pada Sabtu, 28 Januari 2023 lalu.