Ekspor Kapulaga Sumatera Utara Tetap Melesat di Masa Pandemi

Semester 1 tahun 2020, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan mencatat bahwa volume ekspor kapulaga meningkat sebesar 54,2 persen jika dibandingkan dengan data ekspor Januari – Juni 2019 yang hanya 82 ton, sekarang mencapai 171 ton dengan nilai menyentuh angka Rp 12 miliar.

“Ini capaian yang harus kita apresiasi, ditengah kondisi ekonomi yang melamban di dunia. Para eksportir kapulaga asal Sumatera Utara dapat mempertahankan bahkan meningkatkan volume ekspor kapulaga, “ ujar Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil melalui keterangan tertulisnya (13/7/20).

Lebih lanjut Jamil menerangkan berdasarkan data dari sistem IQFAST Barantan, ekspor Kapulaga Sumatera Utara ini bahkan telah melampaui total ekspor tahun 2019 yang hanya mencapai total ekspor 168 ton senilai Rp. 8,2 miliar. Ekspor kapulaga menambah daftar ekspor rempah asal Sumatera Utara, setelah combrang, jahe, kunyit, cengkeh dan buah tempayang yang juga laris di pasar global. Setidaknya ada tiga negara utama pengimpor Kapulaga Sumut yaitu Vietnam, Thailand dan Cina. Hingga saat ini tercatat sudah ada 19 eksportir kapulaga bertambah 2 dari tahun lalu.

Hasrul selaku Kepala Karantina Pertanian Belawan merasa optimis program Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yakni gerakan peningkatan tiga kali lipat ekspor komoditas pertanian (Gratieks) dalam kurun waktu 5 tahun (hingga 2024) dapat tercapai di Sumatera Utara.

[Baca Juga: 4 Rempah yang Bisa Dijadikan Obat Alami]

Kapulaga dan rempah lainnya yang merupakan komoditas ekspor asal Sumatera Utara patut diperhitungkan sebagai penghasil devisa. Melihat potensi kapulaga di pasar global, memberikan angin segar bagi petani rempah asal Sumatera Utara untuk terus meningkatkan budidaya tanamannya. Hasil panen berlimpah tentu menjadi peluang ekspor yang melimpah bagi petani milenial.

“Kami lakukan pendampingan teknis persyaratan ekspor kepada para pelaku usaha agar dapat memenuhi semua persyaratan negara tujuan ekspor, sehingga mereka puas dan akhirnya volume ekspor kita dapat terus bertambah. Peran Karantina dalam pendampingan teknis persyaratan ekspor sesuai dengan aturan Sanitary dan Phytosanitary Measures (SPS) dunia Internasional tentu akan berdampak pada peningkatan ekspor,“ kata Hasrul.

“Kita patut berbangga, bahwa rempah-rempah Indonesia terutama Sumatra Utara banyak diminati manca negara, kita akan gali terus potensi ekspor dari pertanian kita, agar kesejahteraan petani juga semakin meningkat,” tandas Ali Jamil.