Hadapi Revolusi Industri 4.0, Kemendikbud Rilis Program Digitalisasi Sekolah

Pendidikan

EU Social DigiThon: Menjawab Tantangan Digital Bagi Kelompok Rentan

Pandemi COVID-19 berdampak terhadap kehidupan sosial ekonomi dan kelompok rentan. Seperti anak-anak dan remaja, perempuan dewasa, hingga penyandang disabilitas. Hal itu menjadi tantangan saat ini yang perlu dijawab, salah satunya lewat pengembangan gagasan atau konsep solusi digital.

Banyak orang muda menggunakan kreatifitas dan pemikiran kritis untuk menghadapi tantangan itu melalui Kompetisi EU Social DigiThon tahun ini yang bertema “Aksi Muda untuk Perubahan”. Dalam Kompetisi EU Social DigiThon ini akhirnya Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dengan Asosiasi IoT (Internet of Things) Indonesia (ASIOTI) mengumumkan empat pemenang.

1.jpg

Mereka adalah Tim DukaEuy dengan nama proyek “Gelang Anti Kekerasan”, Tim UntukIbu dengan nama proyek “UntukIbu: Pusat Kesehatan dan Jurnal Pendamping Kehamilan Wanita Indonesia”, Yudhis Thiro Kabul Yunior dengan nama proyek “DTRON Smart Chair”, dan Tim Solutioner dengan nama proyek “Aplikasi E-Learning untuk Penyandang Disabilitas, Sensorik Berbasis Artificial Intelligence (ELAIS)”.

Empat Pemenang Unggul

Semula Kompetisi EU Social DigiThon tahun ini mencari tiga proposal terbaik ini. Tetapi akhirnya memilih empat pemenang karena melihat kualitas yang sama unggulnya dari dua tim yang bersaing untuk posisi ketiga.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket mengatakan bahwa kompetisi menciptakan hubungan antara informasi digital, teknologi, dengan masalah sosial akibat pandemi COVID-19.

“Melalui EU Social DigiThon, kami juga ingin membangun hubungan yang lebih dekat dengan kaum muda Indonesia. Kami menerima respon yang luar biasa dari anak muda yang menggunakan kreatifitas dan pemikiran kritis mereka untuk memecahkan masalah kehidupan nyata di lingkungan mereka sendiri dengan solusi yang diciptakan sendiri,” kata Vincent Piket dalam sambutannya di Jakarta yang ditayangkan secara virtual (5/3/2021).

2.jpg

Dewan Juri Kompetisi EU Social DigiThon terdiri atas empat orang, yakni Komisioner Komnas Perempuan Andy Yentriyani, Sekretaris Jenderal ASIOTI Fita Indah Maulani, Manajer Program Hak Asasi Manusia/ Demokrasi pada Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia Saiti Gusrini, dan Political Officer Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia Marco Bonetti. Kriteria penilaian juri antara lain manfaat sosial ekonomi, orisinalitas ide, tingkat kreativitas, dan dampak yang diharapkan.

Komisioner Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengatakan, “Proposal yang kami terima begitu variatif dan menarik. Kami mencari gagasan akan solusi yang betul-betul dibutuhkan oleh kelompok rentan untuk memudahkan kehidupan mereka di tengah situasi pandemi ini. Selain dampaknya harus nyata dalam melindungi, meningkatkan harkat, dan menciptakan inklusivitas bagi sasaran penggunanya, solusi ini tidak boleh menciptakan masalah baru akibat penggunaannya.”

[Baca Juga: Piaggio Adakan Kompetisi Konten Digital 2019 Live More Vespa Story]

Sekretaris Jenderal ASIOTI, Fita Indah Maulani menjelaskan, “Sejumlah proposal bahkan sudah siap untuk didorong menjadi prototipe dan ada yang dapat dikomersialisasikan. Kami juga melihat kreativitas peserta dalam memanfaatkan berbagai ragam IoT untuk memperkuat fungsi solusi mereka. Saya berharap para pemenang ini bisa terus mengembangkan solusi mereka, sehingga bisa segera dirasakan dampak positifnya secara langsung oleh masyarakat."

Para Pemenang

Dua tim di posisi pemenang ketiga masing-masing meraih hadiah Rp 20 juta. Pemenang kedua meraih hadiah dana Rp 30 juta. Pemenang pertama meraih hadiah dana Rp 50 juta. Keempat pemenang juga akan mengikuti program mentoring yang dipimpin oleh para ahli dari Uni Eropa. Berikut profil pemenang Kompetisi EU Social DigiThon tahun ini.

  • Yudhis Thiro Kabul Yunior dan Fattaa Septian Dwi Cahyo, DTRON Smart Chair

Kursi roda bagi para penyandang disabiiltas yang dilengkapi voice recognition system, eye navigation system & sistem kontrol manual menggunakan smartphone android. Dengan sistem ini, pengguna dapat lebih leluasa beraktivitas menggunakan kursi rodanya. Tidak hanya itu, sistem ini juga memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi seputar perkembangan COVID-19.

Pemenang 3 lainnya merupakan tim yang terdiri dari mahasiswa Software Engineering Institut Teknologi Telkom Purwokerto yaitu Vincent Nathaniel, Rifqi Akmal Saputra dan Alfan Adi Chandra. Dengan proyek “Aplikasi E-Learning untuk Penyandang Disabilitas, Sensorik Berbasis Artificial Intelligence".

Yaitu aplikasi e-learning berbasis artificial intelligence untuk membantu para penyandang disabilitas sensorik yakni disabilitas netra, disabilitas rungu, dan disabilitas wicara dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring.

  • Jones Napoleon Autumn dan Zefania Praventia Sutrisno, Pusat Kesehatan dan Jurnal Kehamilan

Pemenang 2 adalah Jones Napoleon Autumn, seorang mahasiswa jurusan Informatika yang juga berprofesi sebagai software engineer, dan Zefania Praventia Sutrisno, mahasiswa teknik kimia. Dengan nama proyek “Untuk Ibu: Pusat Kesehatan dan Jurnal Pendamping Kehamilan Wanita Indonesia”

Pemikiran mereka berangkat dari rasa keprihatinan terhadap banyaknya kelompok masyarakat yang menjadi lebih rentan akibat pandemi, khususnya kaum perempuan. Mereka lalu menciptakan UntukIbu, sebuah aplikasi pusat kesehatan dan jurnal pendamping perjalanan kehamilan untuk perempuan.

Aplikasi ini hadir untuk menyampaikan informasi dan memudahkan seluk beluk prosedur melahirkan di tengah pandemi. Fitur UntukIbu meliputi pencarian rumah sakit dengan data fasilitas secara real time, jurnal kehamilan, informasi bidan dan layanan uji swab/kesehatan, integrasi informasi BPJS.

  • Tim Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Gelang Anti Kekerasan

Tingginya angka kekerasan terhadap perempuan menjadi latar belakang mereka menciptakan aplikasi mobile GAK (Gelang Anti-Kekerasan) yang terhubung dengan perangkat IoT. Aplikasi ini mencakup semua protokol keselamatan darurat, termasuk modul pengeras suara eksternal yang memiliki dua tombol yaitu untuk mengirim pesan darurat kepada semua kontak yang dimiliki, dan membunyikan sirine dengan volume yang sesuai dengan potensial kekerasan yang dihadapi.

Tombol ini juga dapat merekam suara sehingga rekaman tersebut dapat digunakan sebagai bukti tindak kekerasan saat pelaporan. Melalui aplikasi ini, pihak berwenang akan mendapatkan bukti atas tindak kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan.


Read More

Artikel Lainnya

Dari Hobi Hingga Sukses Jadi Atlet Offroad, Inilah Sosok Sudirman Arsyad.jpg

Hobi dan Hiburan

Dari Hobi Hingga Sukses Jadi Atlet Offroad, Inilah Sosok Sudirman Arsyad

23 March 2023, 18:17

Mengejar passion yang hadir dari hobi tampaknya menjadi gambaran yang tepat untuk sosok atlet offroad Tanah Air, Sudirman Arsyad.

Sambut Kehadiran Bulan Suci, ruparupa Gelar Program In i.jpg

Bisnis

Sambut Kehadiran Bulan Suci, ruparupa Gelar Program Ini

21 March 2023, 11:48

Melalui kampanye BerKah Ramadan, ruparupa gelar beragam promo untuk mendukung konsumennya dalam menyambut bulan suci yang sebentar lagi tiba.

Tiga Band Ini Sukses Ajak Nostalgia Hits Tahun 2000an di JCW 202 3.jpg

Hobi dan Hiburan

Tiga Band Ini Sukses Ajak Nostalgia Hits Tahun 2000an di JCW 2023

20 March 2023, 14:47

Para penggemar musik di era tahun 2000an awal berhasil diajak bernostalgia menyanyikan lagu-lagu hits dari Samsons, Yovie & Nuno, serta D’Masiv di acara JCW 2023.

Digitalisasi Asuransi Syariah, Astralife Hadirkan Produk Flexi Life Protection Syaria h.jpg

Bisnis

Digitalisasi Asuransi Syariah, Astralife Hadirkan Produk Flexi Life Protection Syariah

17 March 2023, 10:29

Dalam rangka mendukung umat Muslim milenial yang menggunakan produk sesuai syariah, Astralife menghadirkan produk Flexi Life Protection Syariah di ranah digital.


Comments


Please Login to leave a comment.