Hari Ibu: Kisah dan Dilema Dua Ibu Bekerja

Kurang dari dua pekan lagi, Indonesia akan memperingati satu hari penuh yang didedikasikan untuk sosok seorang ibu di dalam keluarga dan bangsa. Hari Ibu Nasional ini jatuh tiap tanggal 22 Desember 2019. Bagi Presiden Direktur Avrist Assurance Anna Leonita dan Presiden International Women’s Federation of Commerce and Industry (IWFCI) Indonesia Heera Syahir Karim Vasandani, keduanya sangat memahami mengenai pentingnya hari ini. Mengingat kedua sosok ini memiliki peran sebagai ibu sekaligus perempuan karier.

Anna Leonita yang menjadi perempuan pertama yang berhasil mengemban jabatan sebagai presiden direktur perusahaan Avrist Assurance menjelaskan, menjalankan peran sebagai sosok ibu bukan hanya diterapkan di rumah tapi juga di perusahaan. Pasalnya, layaknya di rumah, Anna juga harus memikirkan sekaligus mengurus kesejahteraan perusahaan dan karyawannya sepenuh hati layaknya merawat buah hati.

[Baca Juga: Perempuan Pekerja Merasa Lebih Stres Dibandingkan Pria]

“Selama memimpin perusahaan, tentunya kita bertanggung jawab bukan hanya untuk diri kita sendiri tapi juga bertanggung jawab untuk seluruh karyawan di perusahaan kita. Saya pikir ini merupakan amanah dan kita perlu menjalaninya secara serius dan sepenuh hati dan secara konsisten kita lakukan itu agar kita bisa sama-sama mencapai tujuan perusahaan,” ungkap perempuan yang masuk ke dalam daftar Forbes Asia’s Power Businesswomen itu pada Avrist Warrior Woman Media Talk Show di UnionSPACE, Satrio Tower lantai 16, Jln. Prof. DR. Satrio, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan (10/12/2019).

Dilema Rumah dan Karier

Anna Leonita tak memungkiri bahwa dilema terkadang memang muncul di momen yang membuatnya harus memikirkan fokus pada keluarga atau perusahaan. Khususnya pada awal ketika dia masih baru meniti karier. Menurutnya, hal ini merupakan hal yang lumrah untuk dihadapi dan kembali kepada diri bagaimana menghadapi dilema itu sebagai seorang ibu dan profesional di dunia kerja. Apalagi ia juga didukung oleh keluarga yang membuatnya tetap mampu berkarya sekaligus tak melupakan peran sebagai ibu di rumah. Sehingga tidak ada alasan untuk seorang ibu tidak bisa berkarya di dunia profesional.

“Saya pikir balik lagi kembali kepada diri kita sendiri, apakah kita memang keinginan untuk menjalani dan menghadapi apa yang memang kita pikir ini merupakan kesempatan bagi kita menambah nilai-nilai dalam kehidupan kita. Bagi saya itu bukan suatu kesempatan tapi itu adalah pilihan dan tentunya di mana jika keinginan itu ada, saya sangat yakin kekuatan dalam diri kita akan muncul begitu kita serius ingin mencapainya,” ujarnya.

[Baca Juga: UN Women Luncurkan Platform untuk Edukasi Bisnis Perempuan]

Hal yang senada juga disampaikan Heera Syahir Karim Vasandani. Mengingat tak hanya menjadi seorang ibu, ia juga merupakan Presiden IWFCI Indonesia serta CEO perusahaan SKV Group. Walau ia sebelumnya sudah menjadi seorang perempuan karier ketika tinggal di Australia dan mampu membagi waktu untuk kerja serta keluarga, dilema mendadak muncul ketika ia diminta untuk menjadi CEO di perusahaan orangtuanya. Di mana ia harus mempelajari berbagai hal baru dalam usaha untuk memimpin perusahaan SKV Group.

Namun dalam momen Hari Ibu ini, Heera menegaskan, hal di atas pasti dihadapi siapa pun dan kembali kepada sosok sang ibu dalam mencari cara guna bagaimana menghadapi tantangan yang datang di depan matanya. Dari mulai sekadar mengurus buah hati hingga tetap memperlihatkan sisi profesionalisme dalam berkarya.

“Jadi itu memang totally new life yang memang harus kita pelajari, tapi waktu itu saya kembali (ke Indonesia) dari tahun 2009, jadi sekarang sudah 10 tahun saya menjalani ini. Alhamdulillah sih sekarang sudah lebih on the track, sudah lebih tahu ritmenya seperti apa. Saya rasa di setiap apakah itu profesional, apakah itu entrepreneur, apakah itu hanya seorang ibu rumah tangga, saya rasa tantangan atau challenge itu selalu ada,” imbuh Heera Syahir Karim Vasandani.