Pendidikan
Himavoperta IPB Menggelar Seminar Agripreneur
Himpunan Mahasiswa Vokasi Pertanian (Himavoperta) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Seminar Agripreneur yang bertajuk Indonesian Millenial Agripreneur di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, 20 Oktober 2019. Kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan generasi milenial mengenai pengelolaan sektor pertanian.
Hadir sebagai narasumber, Kepala Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Jelfina Contansye Alouw dan Managing Director PT. Maggot Indonesia Lestari Markus Susanto.

Ketua Himavoperta IPB Tasya Vuja Alkausar mengatakan, pertanian merupakan sektor penting perekonomian bangsa Indonesia. Sebab, sejak dahulu Indonesia terkenal sebagai negara agraris yang kaya akan kekayaan alamnya. Sejak dulu juga, Indonesia mengandalkan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, industri, atau energi.
Menurut pertanian.go.id, sektor pertanian kini masih jadi ladang pekerjaan untuk kurang lebih 100 juta jiwa atau hampir separuh dari jumlah rakyat Indonesia. Kementrian Pertanian pun telah melakukan berbagai upaya untuk membina para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM)agar jadi dapat menjadi pondasi yang kuat untuk mendukung ekonomi Indonesia. salah satu caranya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan agar UKM dan petani dapat melakukan inovasi-inovasi yang dapat mengembangkan perekonomian sektor pertanian.
Tasya berharap dengan adanya seminar pertanian ini, khususnya yang mengikuti acara, dapat merasakan manfaatnya dan menyadari akan pentingnya arti pertanian. Sebab, tanpa pertanian Indonesia bukanlah apa-apa.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Vokasi IPB Bagus Priyo Purwanto mengaku merasa bahagia karena kegiatan ini rutin dilakukan. Apalagi seminar ini dapat menggugah pengembangan pertanian selanjutnya. “Pengembangan adalah hal yang lebih penting,” kata Bagus.
Melansir dari kotabogor.go.id (21/10/2019) Bagus juga menyampaikan pengalamannya, di Malaysia dahulu petaninya kebanyakan generasi tua, namun saat ini petani di sana umurnya muda-muda. Artinya, sektor pertanian akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. “Mereka (anak muda) di sana telah banyak memanfaatkan teknologi,” ujar Bagus.
Semoga ilmu yang diberikan oleh narasumber bisa diaplikasikan, terutama teknologi di bidang pertanian. Apalagi mahasiswa adalah generasi muda yang masih segar dan masih terus maju dan berkembang.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Bisnis
Dorong Digitalisasi Daerah, Amartha Hadirkan Desa Digital di Sulawesi Tengah
03 February 2023, 16:35
Demi memastikan tidak adanya ketimpangan digital di daerah pedesaan luar Jawa, Amartha Foundation baru-baru ini meresmikan desa digital di wilayah Sulawesi Tengah.

Bisnis
tiket.com Hadirkan Layanan Pemesanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung
03 February 2023, 14:20
Melalui kemitraan dengan PT KCIC, pengguna tiket.com ke depannya bisa memesan tiket untuk layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Berita Kawasan
Kolaborasi Pertamina NRE - Bike to Work Kampanyekan Green Mobility
02 February 2023, 17:41
Peresmian unit tempat parkir sepeda dilakukan oleh Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Chaidir, dan Ketua Umum B2W Fahmi Saimima.

Hobi dan Hiburan
Siap Digelar 25 Februari 2023, Ini Semua Line-ups Woke Up Fest 2023
02 February 2023, 15:41
Setelah memberikan teaser siapa saja yang akan tampil, akhirnya pihak penyelenggara mengumumkan siapa saja yang nanti siap menghibur Anda di Woke Up Fest 2023.