Hingga Akhir Tahun 2022, Amartha Sukses Salurkan Rp10 Triliun ke UMKM

Perusahaan fintech PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha dari awal pendiriannya hingga saat ini masih terus berupaya merealisasikan visinya dalam rangka memajukan para perempuan pengusaha UMKM, khususnya di ranah ultra mikro. Hal ini dilakukan melalui pelayanan keuangan inklusif dengan memudahkan ibu mitra Amartha dalam mengakses permodalan. Amartha baru-baru ini merilis data penyaluran modalnya yang ternyata hingga 31 Desember 2022 telah mencapai angka lebih dari Rp10 triliun dan telah disalurkan ke lebih dari 1,4 juta pelaku usaha ultra mikro di Tanah Air yang terjangkau wilayah operasional Amartha.

Rilis data ini juga dilengkapi dengan bagaimana performa Amartha di tahun 2022 yang ternyata menunjukan tren yang sangat positif dari sisi bisnisnya. Dengan pertumbuhan year-on-year yang diklaim mencapai 2x lipat dibandingkan tahun 2021, yakni sekitar 93 persen. Di sisi lain, perusahaan fintech ini mengungkapkan dari sisi pinjaman ibu mitranya juga menunjukan sisi yang positif, karena dari sisi non performing loan tetap berada di angka 0,5 persen.

“Amartha bersyukur atas pencapaian penyaluran modal 10 triliun rupiah kepada lebih dari 1,4 juta pelaku usaha ultra mikro di Indonesia. Pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi strategis dengan berbagai stakeholder, mulai dari perbankan hingga kerja sama embedded finance dengan platform teknologi seperti eFishery. Kolaborasi seperti inilah yang menjadi kunci pertumbuhan bagi Amartha supaya dapat terus mengakselerasi inklusi keuangan bagi segmen yang lebih masif di masa yang akan datang,” ujar Founder sekaligus CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, sebagaimana dikutip dari rilis yang diterima PingPoint.co.id (9/1/2023).

[Baca Juga: Amartha Gandeng Puluhan Ribu UMKM di Sumatera Barat untuk Go Digital]

Pada rilis tersebut, Amartha juga tak lupa memaparkan strateginya di tahun 2023 yang dibayangi ancaman krisis global. Namun Andi tetap positif terhadap kemampuan perkembangan UMKM di Tanah Air di tengah isu tersebut. Di mana hal ini akan didukung oleh Amartha melalui penguatan kolaborasi dengan berbagai stakeholder serta menguatkan layanan keuangan inklusifnya bagi para mitranya.

“Tantangan ekonomi makro mungkin memberi dampak yang cukup signifikan bagi berbagai sektor usaha skala besar. Namun, sektor UMKM justru memiliki resiliensi yang kuat di tengah tantangan ekonomi global. Pangsa pasar UMKM umumnya berskala lokal, sehingga performanya bisa lebih stabil. Ini pula yang membuat mitra perbankan yakin untuk mendiversifikasikan portofolionya ke sektor UMKM lewat Amartha,” tambah Taufan.