Kesehatan
Ilmuwan Identifikasi Sistem Kekebalan Tubuh dapat Serang Virus Corona
Para ilmuwan dari Peter Doherty Institute for Infection and Immunity, Melbourne Australia telah mengidentifikasi bagaimana sistem kekebalan tubuh dapat melawan Virus Corona atau SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi COVID-19. Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine pada 17 Maret 2020 dengan menunjukkan pasien pulih dari virus. Sel-sel kekebalan ini pun dapat membantu para peneliti dalam mengembangkan vaksin untuk mematikan Virus Corona.
Melansir laman Bloomberg (18/03/2020). Pasien pulih dari COVID-19 ini adalah seorang wanita berusia 47 tahun dari Wuhan, provinsi Hubei, Cina. Dia datang ke unit gawat darurat di Melbourne, Australia. Gejala-gejalanya dimulai empat hari sebelumnya yang ditandai dengan lesu, sakit tenggorokan, batuk kering, nyeri dada dan demam.

Profesor mikrobiologi dan imunologi di Universitas Melbourne yang juga menulis jurnal tersebut, Katherine Kedzierska bersama rekannya mendeteksi antibodi terhadap Virus Corona dalam darah pasien sebelum gejalanya hilang. “Para peneliti sekarang bekerja untuk memahami memori imunologis infeksi. Hal ini akan menawarkan petunjuk tentang apakah respons antibodi pasien cukup untuk melindunginya terhadap infeksi berikutnya, dan jika demikian, untuk berapa lama,” ujarnya.
Tes darah pada pasien menghasilkan beberapa peradangan sebagai tanggapan terhadap virus corona, tetapi tidak berpotensi mematikan.
Sampel darah yang diuji pada empat titik waktu yang berbeda menunjukkan, wanita berusia 47 tahun itu menghasilkan sel darah putih yang menargetkan sel yang terinfeksi virus dan mendorong produksi antibodi sehingga mendorong pemulihannya dalam 10 hari setelah mengembangkan penyakit ringan hingga sedang yang memerlukan rawat inap.
"Penemuan ini penting karena ini pertama kalinya kami benar-benar memahami bagaimana sistem kekebalan tubuh kita memerangi Virus Corona," ucap Prof Kedzierska.
Mengutip bbc.com (18/03/2020). Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan, temuan itu juga dapat membantu mempercepat vaksin dan perawatan potensial untuk pasien yang terinfeksi. Prof Kedzierska mengatakan langkah selanjutnya bagi para ilmuwan adalah untuk menentukan mengapa respons kekebalan lebih lemah dalam kasus yang lebih buruk.
"Ini benar-benar penting sekarang untuk memahami apa yang kurang atau berbeda pada pasien yang telah meninggal atau yang memiliki penyakit yang sangat parah sehingga kita dapat memahami bagaimana melindungi mereka," tutupnya.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Hobi dan Hiburan
Ingin Berlayar di Australia Secara Gratis? Princess Cruises Gelar Kompetisi Daring
30 June 2022, 15:13
Dalam momen peluncuran program liburan di atas kapal pesir ke Tasmania, Princess Cruises menggelar kompetisi daring untuk mendapatkan tiket berlayar gratis selama delapan hari di Australia.

Hobi dan Hiburan
Mulai Pekan Depan! Serial Suka Duka Berduka Ditayangkan Perdana di Vidio
30 June 2022, 13:12
: Bagi Anda penggemar komedi Tanah Air, maka bersiaplah untuk menyaksikan serial Suka Duka Berduka yang diperankan bintang papan atas Indonesia yang mulai tayang pekan depan di Vidio.

Berita Kawasan
Stadion Patriot Bekasi Siap Jadi Tuan Rumah Piala AFF U-19 2022
30 June 2022, 11:09
Akhir pekan ini, Stadion Patriot Bekasi akan menjadi saksi gelaran perdana timnas di Piala AFF U-19 2022.

Kesehatan
Hindari Obat, Ini Tips Tidur dari Pakar Unair Bagi Penderita Insomnia
29 June 2022, 16:22
Menurut pakar Unair, demi mendapatkan tidur yang berkualitas, penderita insomnia seharusnya berupaya menghindari penggunaan obat tidur.