Ini 6 Koleksi Musem yang Jadi Benda Cagar Budaya Baru di DKI Jakarta

Ibu Kota kembali memiliki koleksi seni serta budaya bersejarah yang masuk ke dalam daftar Benda Cagar Budaya. Di mana kali ini Dinas Kebudayaan DKI Jakarta menetapkan enam objek yang jadi koleksi di beberapa museum sebagai Benda Cagar Budaya usai melalui proses pengkajian dari Tim Ahli Cagar Budaya DKI Jakarta. Enam objek yang dimaksud adalah Lukisan Bupati Cianjur karya Raden Saleh, Lukisan Pengantin Revolusi karya Hendra Gunawan, Lukisan Prambanan Seko karya S. Sudjono, Lukisan Dewi karya Agus Djaya, Meriam si Jagur, dan kendaraan dinas Presiden RI pertama Ir. Soekarno.

“Objek yang ditetapkan sebagai benda cagar budaya ini merupakan koleksi unggulan dari masing-masing museum yang memiliki nilai penting dari segi kesejarahan dan kesenian serta memenuhi kriteria sebagai Benda Cagar Budaya,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana, sebagaimana dikutip dari rilis yang diunggah di laman PPID.Jakarta.go.id (27/4/2022).

Enam objek yang masuk ke dalam daftar Benda Cagar Budaya ini disebut menjadi bagian dari koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Sejarah Jakarta, dan Museum Joang’45. Berikut ini detail masing-masing objek seni dan budaya tersebut.

• Lukisan Bupati Cianjur karya Raden Saleh merupakan karya seni yang ditorehkan di atas kanvas dengan haya realisme romantis Eropa dengan media cat minyak. Lukisan yang dibuat di tahun 1852 ini menggambarkan sosok Bupati Cianjur ke-9 bernama Raden Aria Kusumahningrat.
• Lukisan Pengantin Revolusi karya Hendra Gunawan ini disebut dibuat di tahun 1955 dan menjadi bagian dari karya terbaik pelukis Tanah Air tersebut. Menariknya, lukisan beraliran realisme ini dibuat atas inspirasi Hendra yang melihat rekaman pesta pernikahan di Karawang dengan pengantin prianya yang menggunakan jaket tentara sembari mendorong pengantin perempuannya yang ada di atas sepeda dan diiringi oleh pemain tanjidor.
• Lukisan Dewi Karta Agus Djaya yang dibuat di tahun 1962. Lukisan ini disebut menggunakan aliran seni lukis modern tahun 1960an dan menggambarkan sosok Ratu Pantai Selatan Nyi Roro Kidul sebagai bagian dari tradisi mitologi Jawa.
• Lukisan Prambanan Seko karya S. Sudjono dibuat pada tahun 1949 dengan gaya realisme dalam rangka menggambarkan kondisi suasana pasca-Agresi Militer Kedua. Di lukisan ini tak lupa S.Sudjono menuliskan kalimat yang menggambarkan pengorbanan apa yang harus dilakukan demi meraih kemenangan.
• Meriam Si Jagur di Museum Sejarah Jakarta, bagi warga Ibu Kota benda bersejarah yang menjadi senjata Portugis dan Belanda ini pasti sudah tak asing lagi. Tapi tahukah Anda bahwa hiasan ikonik dari meriam ini yang berbentuk kepalan tangan dengan jempol yang diapit oleh jari telunjuk dan tengah ini dikenal dengan istila Mano In Fica alias simbol dalam menangkal kejahatan. Selain itu ada juga ukiran tulisan dengan bahasa Latin di Meriam Si Jagur yang berbunyi eX me Ipsa renata sVm yang bermakna ‘dari diriku sendiri, aku dilahirkan kembali’.
• Objek yang terakhir adalah Mobil Rep-1 yang diproduksi di tahun 1939 dan menjadi kendaraan dinas pertama dari Bung Karno. Mobil ini sempat disimpan lama di garasi Istana Presiden hingga pada tahun 1979 diserahkan ke Museum Joang’45.

[Baca Juga: Lokasi Wisata Historis, Ini 3 Cagar Budaya Baru di Jakarta]

Penetapan sejumlah koleksi di Museum Seni Rupa dan Keramik ini disambut antusias oleh Kepala Unit Pengelola Museum Seni Sri Kusumawati. “Kami berharap koleksi-koleksi ini selanjutnya akan dapat ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya Nasional, dan ada lebih banyak lagi koleksi UP Museum Seni lainnya yang ditetapkan baik sebagai Benda Cagar Budaya Daerah dan Benda Cagar Budaya Nasional,” tambahnya.