Ini Kata Pengamat Soal Promo Event di Dalam Kendaraan Umum

Perhelatan fashion show yang digagas Hard Rock FM di dalam Moda Raya Terpadu atau MRT Jakarta belum lama ini menarik perhatian banyak masyarakat. Kegiatan ini dinilai mengganggu pengguna transportasi umum dan mendapat banyak kecaman dari masyarakat.

Namun kejadian tersebut bukanlah yang pertama, pasalnya ada 16 desainer JFFF (Jakarta Fashion and Food Festival) yang sudah lebih dulu menggelar catwalk di LRT (Lintas Rel Terpadu) Jakarta pada 15 Agustus 2019.

Tak berhenti sampai disitu, kegiatan lain yang menggunakan transportasi umum sebagai venue acara adalah promosi film Milea yang merupakain bagian dari trilogi film Dilan. Iqbaal Ramadhan dan segenap rekannya melakukan promosi film yang bisa dibilang tak biasa. Tim rombongan berangkat dari Stasiun Gondangdia hingga Bogor menggunakan commuterline atau KRL.

Tren menggunakan transportasi umum ini menuai pro kontra di masyarakat. Ada yang bilang kegiatan semacam ini merupakan bentuk kreatifitas, tapi ada pula yang beranggapan jika kegiatan serupa dilakukan dalam transportasi umum apalagi di jam sibuk, akan mengganggu banyak pengguna.

[Baca Juga: Iqbaal Turun dari KRL, Promo Film Milea Terpaksa Dibatalkan]

Melihat hal ini, PingPoint menghubungi Pengamat Transportasi Umum dan Direktur Ketua Institut Studi Transportasi atau INSTRAN Darmaningtyas lewat telpon (7/2/2020). Dia mengungkapkan, tren penggunaan transportasi umum sebagai tempat penyelenggaraan acara ini memiliki sisi negatif dan juga positif.

“Kalau dilihat sisi negatifnya, apalagi jika diadakan pada jam sibuk, memang akan sangat mengganggu penumpang. Namun, sisi positifnya, sekarang transportasi umum prestige-nya sudah naik,” ujar mantan Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu.

Darmaningtyas juga menyebutkan mengenai perbedaan transportasi umum dulu dan kini. Menurutnya, kini sudah banyak acara yang memanfaatkan transportasi umum, berbeda dengan dulu. Ia bahkan menyebutkan, kelas transportasi umum dulu masih dianggap hanya untuk kelas mengangah ke bawah, sedangkan kelasnya makin melebar, misalnya MRT dan LRT yang kini dilirik oleh kelas mengangah ke atas.

[Baca Juga: Ini Rangkaian Acara Jakarta Fashion and Food Festival 2019]

Walaupun begitu, Darmaningtyas menyebutkan, dengan ramainya tren semacam ini tak diperlukan regulasi khusus yang menyebutkan penggunaan transportasi umum sebagai venue acara. Pasalnya, semua transportasi umum yang ada di Jabodetabek khususnya, sudah memiliki manajemen tersendiri.

“Saya rasa, hal tersebut bisa diputuskan pihak manajemen. Selama tidak mengganggu publik, tak masalah (penggunaan transportasi umum untuk acara),” tutupnya.