Ini Tips Pakar UGM Terkait Kasus Gagal Ginjal Anak di Indonesia

Kementerian Kesehatan mencatat hingga 24 Oktober 2022 di Indonesia sudah ada 261 kasus gagal ginjal aku yang terjadi kepada pasien anak di 26 provinsi. Di mana mayoritas kasusnya terjadi di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bali, Banten, dan Sumatera Utara dengan 143 pasien di antaranya meninggal dunia. Walau memprihatinkan sekaligus mengkhawatirkan, pakar Universitas Gadjah Mada (UGM) meminta publik agar tidak panik.

Paparan mengenai kasus gagal ginjal akut anak dibagas dalam webinar Kupas Tuntas Kasus Gagal Ginjal Akut pada nak dan Dugaan Sirup Obat Sebagai Penyebabnya pada 22 Oktober 2022. Berdasarkan penjelasan Dosen Fakultas Farmasi UGM Dr. Ika Puspitasari, S.Si., M.Si., Apt pada webinar itu, kasus ini sebenarnya sudah mulai terdeteksi di bulan Januari 2022. Namun puncaknya terjadi pada Agustus, September, dan Oktober 2022 yang terus meningkat dari sisi jumlah temuan pasiennya.

“Angkanya terus meningkat dan di Oktober ini cukup tinggi. Harapannya di akhir bulan ini menurun karena angka kasus cukup banyak, dan kematian di atas 50 persen,” tuturnya, sebagaimana dikutip dari Ugm.ac.id (24/10/2022).

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh dosen sekaligus Praktisi Farmasi Klinik RSA UGM itu, kasus gagal ginjal akut terjadi di pasien yang memiliki rentang usia kurang dari setahun hingga 18 tahun. Dengan peningkatan terjadi di Agustus 2022, yakni 36 pasien, September 2022 ada 78 pasien, dan Oktober ada 110 kasus. Dari sisi rentang usianya sendiri, kasus terbanyak ditemukan di usia kisaran 1-5 tahun dengan jumlah pasiennya ada 153 anak.

Ia melanjutkan, Organisasi Kesehatan Dunia sendiri menilik kasus ini usai terjadi kematian terhadap 66 anak di Gambia usai diketahui mengonsumsi obat sirup kofekmalin, Makoff, dan Magrib N dan melihat kondisi tersebut juga terjadi di Indonesia maka perlu penanganan yang serius dari pemerintah serta fasilitas kesehatan di Tanah Air terhadap gagal ginjal akut. “Praktik klinik yang aman dan dalam lingkungan yang aman. Melakukan manajemen risiko, contoh mengendalikan infeksi. Membuat dan meningkatkan sistem yang dapat menurunkan risiko yang berorientasi pada pasien,” sambungnya.

[Baca Juga: Melihat Kasus Gagal Ginjal Akut Anak, Pakar Unpad: Apoteker Berperan Berikan Edukasi]

Dari sisi saran terhadap pemerintah, pakar farmasi UGM itu senada dengan pemerintah Tanah Air, yakni pembatasan penggunaan obat sirup mengingat ini yang masih disinyalir kuat pemicu dari kasus gagal ginjal akut pada anak. Sedangkan untuk masyarakat, ia meminta agar tidak perlu panik dengan menerapkan deteksi dini. Di mana ia memberikan tips yang bisa Anda lakukan di rumah.

Tipsnya adalah jika Anda memiliki anak atau keluarga dengan usia 18 tahun ke bawah dan memiliki gejala demam, gejala infeksi saluran pernapasan akut seperti batuk dan pilek, ada gejala infeksi saluran cerna seperti diare dan muntah, serta volume urine yang berkurang maka bawalah ia langsung ke fasilitas kesehatan terdekat. Namun bila selama 24 jam sudah jarang buang air kecil, maka ia wajib dibawa ke IGD rumah sakit. Sedangkan dari sisi obatnya, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter, apoteker, perawat, hingga bidan terkait obat alternatif non-cair untuk anak Anda yang terkena demam.