Bisnis
Inilah 10 Inovasi Karya Anak Bangsa di Ajang YCSE Academy 2.0
Mengulang kesuksesan penyelenggaraan di tahun sebelumnya, Young Changemakers Social Enterprise (YCSE) Academy 2.0 tahun ini kembali menghadirkan inovasi karya anak bangsa dari kalangan pemuda, yang sebagian besar telak terbukti memberikan dampak sosial yang besar bagi masyarakat. Penasaran? Yuk simak 10 inovasi dalam ajang ini.

1) GESTURE LINGUISTIC - Malang, Jawa Timur
Tiga mahasiswa Universitas Negeri Malang, Nor laili (19), Rachima dianovitasari (20) dan Wahyu Pratama Putra (20) memandang ide yang hanya disuarakan dalam bentuk konsep hanya akan menjadi sebatas wacana belaka. Bagi mereka, ide harus segera dieksekusi tanpa berpikir berlama-lama. Hal ini yang mendasari ketiganya untuk mengikuti ajang YCSE Academy 2.0.
Kepada PingPoint, Rachima mengungkapkan kegelisahannya berkenaan masih kurang ramahnya lingkungan yang ada sekarang ini bagi para penyandang disabilitas, khususnya kawan tuli dan tuna wicara. Berangkat dari itu, mereka bertekad menembus batasan dan mencapai kesetaraan melalui Gesture Linguistic atau G-Ling.
Aplikasi ini mengubah kamus bahasa isyarat konvensional menjadi kamus digital yang efektif. Kami menggunakan SIBI atau Bahasa Isyarat Standar Indonesia sebagai bahasa kami dalam kamus. Sudah diluncurkan dan dapat diunduh di Google play store,” bebernya.
Soal target pasar, dia mengaku instansi pemerintah adalah target besar yang ingin digapai. Namun tidak hanya sampai di situ, karena masih banyak sektor lain yang sejatinya membutuhkan keberadaan aplikasi ini. Rachima meyakini, ke depannya perkembangan aplikasi akan baik mengingat belum ada aplikasi lokal yang sejenis.
“Kami juga menargetkan perguruan tinggi siswa dan dosen di departemen pendidikan khusus, siswa dan guru di sekolah khusus. Ada 16 perguruan tinggi, 2.157 sekolah khusus, 32.000 sekolah inklusif yang membutuhkan produk ini,” lugasnya.
2) AAKAR STUDIOS - Jakarta
Jaringan mode berkelanjutan satu-untuk-semua adalah inovasi yang ingin dihadirkan oleh Ghea Garnita D Moeis (26), Araz Felayagi (27) dan Dennisa Dwijayati (27). Ketiganya, menyediakan akses di antara penjual, pembeli, peneliti, mahasiswa, dan produsen untuk mendapatkan informasi tentang mode ramah lingkungan (penggunaan kembali, siklus, penghematan, eko-produksi), memasarkan produk mereka, berbagi dan mendapatkan akses ke blog dan artikel pendidikan, serta ruang komunitas untuk bertukar dan berbagi ide dan informasi.
“Kami mulai berjalan sejak Juni 2019. Bisnis kami memperlakukan kolaborasi dan kemitraan dengan sangat serius karena peran kami adalah penghubung bagi beberapa pihak,” terang Ghea selaku Co-Founder sekaligus CEO.

3) KAMPUNG MARKETER - Purbalingga, Jawa Tengah
Umu Khoirunnisa (25) bersama Hartanto (27) dan Akhfa Irawan (29) bertekad mengurangi pengangguran dan urbanisasi serta menciptakan wirausaha muda di desanya melalui teknologi. Peraih juara pertama YCSE Academy 2.0 ini telah berhasil memberdayakan lebih dari 700 pemuda desa dan menjalin kerja sama dengan lebih 240 UKM dengan perputaraan uang senilai Rp. 1,2 Miliar tiap bulannya.
4) DARAH KITA - Makassar, Sulawesi Selatan
Platform yang diprakarsai Darmatasia (25), Firmansyah Ibrahim (30) dan Zulkarnaim Masyhur (26) ini dihadirkan untuk memfasilitasi proses pencarian donor darah dalam keadaan darurat berdasarkan golongan darah dan domisili atau kota terdekat. Selain itu, ada juga informasi stok darah, lokasi, dan acara donor darah yang paling dekat, apa bila Anda ingin melakukan donor darah.

5) NICHOA COKLAT - Magelang, Jawa Tengah
Nichoa hadir dengan slogan Budaya Cokelat Sehat dengan menghadirkan kebaikan cokelat sebagai solusi kesehatan. Andri Setyowati (27), Lufthans Arstipendy (30) dan Mufid Salim (30) memiliki perhatian khusus pada pemberdayaan petani kakao dan mendukung pembangunan berkelanjutan di setiap tahap produksi. Komitmen ini juga lah yang mengantarkan mereka mendapatkan predikat juara kedua YCSE Academy 2.0.
“Kami berkomitmen untuk menjaga bumi dengan meminimalkan penggunaan plastik dalam kemasan kami, selain aspirasi kami untuk dapat memperluas potensi pertanian kakao di seluruh Indonesia, tentu saja dengan bantuan kepada petani, karena sebagian besar dari mereka masih hidup dalam kemiskinan,”tegas Andri Setyowati.
[#r]
6) GUMI BAMBOO - Lombok, Nusa Tenggara Barat
Banyaknya wanita yang bekerja sebagai penambang batu dengan bayaran kurang dari Rp15.000, menggerakkan hati Kris Ayu Madina (24), I Wayan Juliantara (27) dan Ika Putri Nurman Damayanti (24). Pada tahun 2018, ketiganya memutuskan untuk memulai bisnis ini dengan maksud menghadirkan alternatif mata pencarian yang lebih baik dan lebih aman, sebagai perajin yang memproduksi produk sehari-hari yang ramah lingkungan seperti sedotan bambu, alat makan bambu dan produk upcycled lainnya.
7) INOWASTECH - Bandung, Jawa Barat
Adalah perusahaan sosial yang berfokus pada lingkungan, terutama masalah pengelolaan limbah. Rivanny Deva Safitri (20), Tiara Alunan Dhita (20) dan Adhi Susatyo (25) berkomitmen menghasilkan produk inovatif sejak tahun 2018, salah satunya adalah gerobak limbah berkemampuan memilah sampah organik dan anorganik.

8) MOOI PAPUA - Sorong, Papua
Capaian sebagai Juara ketiga adalah buah kegigihan Sarah Mirati Mu'minah (22), Teguh Hidayat Iskandar (25) dan Nur Miswar Ahli (22) dalam memanfaatkan tanaman alami Papua seperti kelapa, minyak buah merah, kakao, dan herbal menjadi bahan komoditi yang dipasarkan melalui daring (dalam jaringan). Tidak cuma berbisnis ketiganya ingin mengenalkan manfaatnya lebih luas lagi.
9) MENGANYAM PESISIR - Yogyakarta
Kharolin Hilda Amazona (26) bersama Drajat wahyu kuncorojati (23) dan Olin Putra Pratama (22) punya perhatian lebih pada perempuan adat marjinal di wilayah pesisir. Sejak 2018 ketiganya konsisten memberikan pelatihan keterampilan, pendampingan dan kewirausahaan melalui pemanfaatan daun pandan laut dari wilayah pesisir menjadi produk fashion tenun yang sarat nilai kearifan lokal dengan harga jual tinggi
10) SPAIRUM - Pontianak, Kalimantan Timur
Sampah plastik yang tak terkendali telah mengantarkan Indonesia ke peringkat keempat versi World Atlas sebagai Negara produsen sampah plastik. Puji Astuti (20), Fakhry Hizballah Al Muminuraadhian (21) dan Naufal Fadlurahman Irdasyah (20) bertekad mengubah keadaan. Stasiun Pengisian Air Minum untuk isi ulang botol non plastik (Spairum) pun hadir di tengah-tengah masyarakat untuk menjadikan Indonesia bebas dari limbah botol plastik yang telah menjadi masalah global
Tidak menyangka bukan anak-anak muda bisa bikin terobosan se-keren ini. Nah, menurut Pointers mana yang paling inovatif?
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Berita Kawasan
Terus Dorong Geliat Pariwisata Ibu Kota, Jakarnaval Digelar di Sirkuit E-Prix Jakarta
12 August 2022, 16:43
Pada 14 Agustus 2022, Sirkuit Internasional E-Prix Jakarta akan menjadi lokasi acara puncak karnaval bernama Jakarnaval yang digelar untuk geliatkan wisata di Ibu Kota.

Kesehatan
Dinkes Kota Tangerang Edukasi Warganya Terkait Obat Kadaluarsa
12 August 2022, 14:41
Setelah ramainya kabar mengenai balita di wilayahnya yang diberikan obat kadaluarsa, Dinkes Kota Tangerang berikan edukasi publik

Bisnis
KFC Hadirkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum di Gerai Jakarta Barat Ini
12 August 2022, 10:30
Pada pekan ini, berkat kolaborasi PT Fast Food Indonesia dan PT Agra Surya Energi, KFC Indonesia meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum di salah satu gerainya.

Properti dan Solusi
Jelang HUT RI ke-77, Ini Gedung Saksi Sejarah Perobekan Bendera Belanda di Bandung
11 August 2022, 17:17
Jika Anda berencana wisata sejarah di Kota Bandung jelang HUT RI ke-77 maka gedung yang berada di area Jalan Braga ini menjadi salah satu objek yang bisa Anda kunjungi.
Game dengan kemenangan tiada batas, Game dengan penghasilan terbesar, Game dengan sensasi yang luar biasa, Kekayaan menanti anda.....Daftarkan diri anda dan bergabunglah, Hanya di QQharian,club