Kuliner
Kerak Telor, Kudapan Tradisional Nikmat Khas Betawi
Kuliner tradisional selalu mendapatkan tempat di hati para foodies. Hal ini bisa dilihat di Jakarta, walau banyaknya “serbuan” makanan modern di Ibu Kota, masih banyak penikmat kuliner yang terus berburu sajian kuliner khas Betawi. Dari mulai gado-gado yang banyak dinikmati di kala makan siang, hingga kue ape yang disukai anak-anak. Namun di antara semua kuliner khas Betawi ada satu kudapan yang melegenda dan selalu hadir di berbagai event makanan di Ibu Kota. Tentu saja yang dimaksud adalah kerak telor.
Kuliner khas Betawi ini terkenal karena memiliki rasa yang gurih dengan kombinasi sedikit pedas dan manis. Pada umumnya para pedagang kerak telor menjajakan kudapan ini dengan cara memanggul dagangannya dengan pikulan yang berisi berbagai perlengkapan untuk menyajikan kuliner khas Betawi tersebut. Harganya pun terjangkau, dari mulai belasan ribu hingga Rp30.000-an dan ini tergantung dari jenis telur yang digunakan.
Perlengkapan yang dimaksud di atas biasanya terdiri dari beras ketan putih, telur ayam atau telur bebek, ebi, bawang merah goreng, serta bumbu pelengkap lainnya. Tidak lupa juga kompor tradisional dengan arang dan kuali kecil untuk membuat kerak telor. Saat memesannya, Anda biasanya menunggu kurang lebih sekitar 15 menit untuk proses pembuatannya.

Sejarah Kerak Telor
Namun tahukah Anda bahwa kerak telor juga memiliki kesamaan dengan salah satu sajian dari Barat? Pasalnya, kerak telor kerap dipandang sebagai “saudara jauh” dari omelet dan ini tampaknya bisa ditarik benang merahnya dari lahirnya kuliner khas Betawi ini yakni di kala era Kolonialisasi Belanda, tepatnya saat Jakarta masih bernama Batavia.
Sebagaimana dilansir dari pesona.travel (8/8/2019), lahirnya kerak telor sebenarnya dilakukan tidak sengaja oleh masyarakat Betawi kala itu. Kala itu, pohon kelapa tumbuh dengan subur di wilayah Batavia dan warga Betawi pun tertarik untuk membuat kuliner yang memiliki bahan dasar buah kelapa. Oleh karena itulah serundeng kelapa menjadi elemen penting dalam pembuatan kerak telor.
Namun untuk menciptakan masakan yang nikmat, para inventor kerak telor membutuhkan bumbu lainnya. Tampaknya setelah eksperimen yang dilakukan, akhirnya warga Betawi kala itu memilih menambahkan telur, beras ketan putih, udang kering, serta rempah-rempah yang terdiri dari kencur, jahe dan cabai sebagai bumbu pelengkap kelapa sangrai atau serundeng.
Seperti yang bisa Anda lihat hingga saat ini, mereka meramu masakan itu di atas kompor tradisional yang masih menggunakan arang dan wajan sederhana berukuran kecil. Menariknya, dengan kombinasi bahan-bahan yang digunakan, ketika kuali kecil itu dibalik, masakan tersebut melekat dengan kuat dan terkesan meninggalkan kerak. Usut punya usut, karena itulah nama kuliner khas Betawi ini dikenal dengan kerak telor.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Bisnis
Titipku Perkuat Ekosistem Digital di Pasar Modern Paramount
09 February 2023, 14:46
Titipku mengklaim ekosistem digital yang diterapkan perusahaannya di Pasar Modern Paramaount mampu mendorong model bisnis B2B2C, hingga menjadi lahan mengumpulkan pundi-pundi rupiah bagia Jatiper.

Hobi dan Hiburan
Lebih Dari 65 Ribu Penggemar Dewa 19 Sukses Semarakkan Konser di JIS
09 February 2023, 11:44
Pada akhir pekan kemarin konser Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya Dewa 19 sukses menghibur puluhan ribu baladewa dan baladewi yang berkumpul di JIS.

Berita Kawasan
580 Usulan Masyarakat Diajukan di Musrenbang Kecamatan Bekasi Selatan untuk RKPD 2024
08 February 2023, 15:59
Dalam Musrenbang Kecamatan Bekasi Selatan untuk RKPD 2024, lima kelurahan mengajukan 580 usulan dengan total pagu mencapai lebih dari ratusan miliar rupiah.

Kesehatan
Kasus Diabetes Anak di Indonesia Meningkat Tajam, Ini Saran Pakar UGM
08 February 2023, 13:57
Dengan data yang belum lama ini dirilis IDAI terkait semakin meningkatnya kasus diabetes terhadap anak, pakar kesehatan UGM memberikan sarannya agar buah hati Anda terhindar dari penyakit ini.