Kesehatan
Langkah Vietnam Menangani COVID-19 Dipuji Dunia, Indonesia?
Vietnam menjadi sorotan dunia. Negeri berjuluk The Golden Star ini mendapatkan pujian lantaran sukses menangani pandemi COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2 atau yang lebih populer dengan sebutan Virus Corona. Hingga Rabu (18/3/2020) kemarin, total terdapat 76 kasus infeksi COVID-19 dan dari jumlah ini sebanyak 16 pasien yang terinfeksi dinyatakan sembuh, belum ada laporan korban jiwa.
Pasalnya, Negara yang dikuasai oleh junta militer ini tak pernah lengah apa lagi meremehkan COVID-19. Sejak awal dikonfirmasi masuknya COVID-19 ke negara itu pada Januari 2020 silam, pemerintah langsung melakukan upaya untuk mencegah penyebaran. Dan sesegera mungkin menetapkan COVID-19 sebagai epidemi. Bahkan hingga saat ini, tidak pernah mengendurkan penanganannya.

Dilansir Bloomberg (19/3/2020), Pemerintah Vietnam yang telah mengarantina lebih dari 21.000 orang sejak wabah COVID-19 melanda negara itu pada Januari 2020. Mereka siap menampung hingga 38.000 orang lebih banyak. Sekitar 14.000 orang telah dibebaskan dari isolasi. Upaya cepat tanggap ini pun dipuji Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sebagaimana diberitakan Aljazeera, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, pada Selasa (17/3/2020) lalu sebuah artikel yang dilansir situs berita scoopwhoop.com menyebut bahwa Vietnam memanfaatkan teknologi dalam rangka mendapatkan data secara aktual, antara warga Vietnam dan Warga Asing. Pemerintah meluncurkan dua aplikasi yang dapat memperbarui status kesehatan secara berkesinambungan sehingga pemerintah dapat memiliki basis data yang stabil.
Meski tengah diterpa badai COVID-19, tak menyurutkan semangat Vietnam. Penelitian dan pengembangan untuk mendapatkan cara ampuh dalam mendeteksi dan menekan penyebaran COVID-19 terus digalakkan pemerintah. Alhasil Vietnam berhasil menciptakan beberapa inovasi yang mengundang decak kagum dunia.
Alat Uji Lokal yang Mendunia
Memproduksi alat uji virus SARS-CoV-2 yang memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia, adalah indikator kedua yang menunjukan keberhasilan Vietnam dalam menghadapi terpaan COVID-19. Ujungnya, kini banyak Negara lain yang sedang terjangkit, berminat mengimpor produk lokal karya Vietnam ini.
Universitas Kedokteran Militer Vietnam dan Viet A Corporation, yang memproduksi alat uji, mengatakan mereka telah mengirim 50 alat ke Ukraina dan 100 lainnya ke Finlandia untuk pendaftaran di negara tuan rumah sebelum ekspor resmi dapat dimulai. Selain itu, negara-negara lain termasuk Kamboja, Nigeria, Polandia, Australia, Jerman, Italia, Turki dan Irlandia telah menawarkan untuk membeli alat tes buatan Vietnam.
Dilaporkan vietnamplu.vn (17/3/2020), National Institute for Hygiene and Epidemiology (NIHE) kini sedang mengevaluasi peralatan uji amplifikasi isotermal yang dikembangkan Universitas Sains dan Teknologi Hanoi.
“Teknologi ini menggunakan blok termal sederhana dengan biaya di bawah 2 juta Dong Vietnam/VND (sekitar Rp.1,2 juta) daripada menggunakan mesin PCR Real-time untuk pengujian. Diharapkan dapat membantu menghemat uang dan sumber daya manusia dalam proses pengujian. “ jelas Wakil Menteri Sains dan Teknologi Pham Cong Tac.

Inovasi Bilik Disinfektan
Terobosan Vietnam lainnya yang mengundang decak kagum masyarakat global adalah inovasi bilik sterilisasi yang bisa dipindah-pindahkan (mobile). Senin (16/3/2020) lalu, vietnamtimes.org.vn menginformasikan, Institut Kesehatan dan Lingkungan Kerja Kementerian Kesehatan menggandeng Akademi Sains dan Teknologi Vietnam (VAST) memprakarsai bilik yang dibekali air garam ionik ini sebagai alat untuk membersihak para warga masyarakat.
Diketahui bahwa dengan alat ini hanya dibutuhkan 15 - 20 detik untuk 'membersihkan' tubuh seseorang sebelum memasuki area klinik. Selain itu, sistem dirancang sebagai modul sehingga dapat dengan mudah dilepas dan diangkut. Sistem instalasi yang lengkap dapat memenuhi kapasitas desinfeksi hingga 1.000 orang setiap harinya.

Menurut Assoc. Doan Ngoc Hai, Direktur VAST, sistem ini dirancang berdasarkan prinsip penggunaan larutan garam terionisasi (Anolyte) dalam bentuk kabut yang menyemprotkan seluruh tubuh untuk dengan cepat mendesinfeksi permukaan tubuh. Semua solusi disinfektan disiapkan dengan memastikan keamanan untuk area kulit sensitif.
“Dari hasil awal, Departemen Laboratorium dan Analisis melakukan tes mikrobiologis pada manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 90% bakteri, virus di permukaan tubuh, pakaian. sepenuhnya dihapus setelah melalui bilik desinfeksi,” jelasnya.
Berbanding Terbalik
Di kala Vietnam memberikan bukti keandalannya menghadapi pandemik COVID-19, tidak demikian yang terjadi di Indonesia. Sejak kemunculannya di akhir Februari lalu, hingga hari ini total ada 227 kasus di seluruh penjuru tanah air, meningkat 55 kasus dari sehari sebelumnya sebanyak 172 kasus.
Dari jumlah tersebut, dilaporkan sebanyak 19 orang meninggal dunia dan 5 orang dinyatakan sembuh. Artinya, tingkat kesembuhan COVID-19 di Indonesia masih di bawah tujuh persen, dan belum bisa mengimbangi apa lagi menandingi Negara tetangganya Vietnam.

Peningkatan kasus yang cukup signifikan dalam kurun 24 jam ini ditengarai akibat sistem screening atau pengujian yang lambat. Bahkan, pemuktahiran alat uji COVID-19 baru sebatas tahap rencana. Sebagaimaba diungkapkan oleh Juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto malam, seperti diberitakan kompas.com (18/3/2020).
Metode ini, kata dia, punya keunggulan. Salah satunya, tidak membutuhkan sarana pemeriksaan laboratorium pada bio security level II. Artinya tes ini bisa dilaksanakan di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia. Namun, tes semacam ini juga masih memliki kendala tersendiri. Karena rapid test menggunakan imunoglobin, maka dibutuhkan imunoglobin dari pasien COVID-19 lainnya.

"Maka kita membutuhkan reaksi dari imunoglobulin seseorang yang terinfeksi paling tidak seminggu. Kalau helum terinfeksi atau terinfeksi kurang dari seminggu, kemungkinan bacaan imunoglobulinnya akan negatif," papar Yuri.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) Erick Thohir telah menginstruksikan perusahaan pelat merah yang dibawahinya untuk memesan ratusan ribu alat rapid test dari Tiongkok. “Kami sudah pesan sekitar 500.000 alat. Juga lagi jalin kerja sama dengan Tiongkok yang ingin produksi rapid test corona,” ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Pendidikan
Puluhan Karya Seni Mahasiswa ISBI Kota Bandung Dipamerkan di Galeri YPK
24 June 2022, 16:06
Bertajuk Archipelago, puluhan karya seni dari mahasiswa ISBI dipamerkan di Galeri YPK Kota Bandung hingga 30 Juni 2022.

Bisnis
Kreatif! Warga Bandung Cari Cuan dengan Olah Sampah Plastik Jadi Produk Kreatif
24 June 2022, 14:04
Dengan brand Newhun, warga di Kota Bandung berhasil mengolah limbah sampah plastik bisa menjadi produk jam tangan.

Berita Kawasan
MRT Hingga Ojol Ibu Kota Terintegrasi, Warga Diajak Unduh Apps JakLingko
24 June 2022, 11:02
Pemprov DKI mengajak masyarakat Ibu Kota mengunduh apps JakLinko guna mempermudah serta menghemat waktu untuk memanfaatkan berbagai transportasi di Jakarta bahkan termasuk mendapatkan tiket malam puncak HUT Jakarta ke-495.

Hobi dan Hiburan
Nostalgia Lagu Hits Boyzone dan Westlife, Boyzlife Akan Tampil di Bengkel Space
23 June 2022, 17:30
Duet Boyzlife disebut akan diboyong untuk tampil pada 7 Agustus 2022 nanti untuk menampilkan lagu-lagu hits kedua anggotanya ketika masih di grup boyband Boyzone serta Westlife.