Melalui Produknya, Soak Ngalam Lestarikan Bahasa Gaul Khas Malang

Di setiap wilayah di Tanah Air, mayoritas memiliki dialek serta bahasa daerahnya masing-masing dan tentu saja ada juga bahasa gaul alias slang-nya sendiri. Hal yang serupa juga berlaku di Kota Malang dan bahasa gaulnya disinyalir menjadikan wilayah yang dikenal dengan apelnya ini berbeda dengan daerah di Jawa Timur lainnya. Bahasa gaul ini dikenal dengan sebutan boso walikan. Menariknya, ada satu bisnis di Kota Malang yang berupaya agar bahas gaul khas Kota Malang ini tak hilang tertelan zaman.

Boso walikan pada dasarnya adalah bahasa gaul yang membalikkan susunan pada satu kata dengan contoh boso walikan jadi osob kiwalan. Di mana tak hanya bahasa jawa timuran yang dibalik susunan katanya seperti ingeb alias bengi (malam), bahasa Indonesia juga ikut dibalik dalam kalimat yang dilontarkan ketika berkomunikasi seperti pulang jadi ngalup. Terdengar unik dan sulit? Mungkin pertanyaan itu terbesit dari orang-orang yang berasal dari Kota Malang tapi keunikan dari bahasa gaul inilah yang berusaha dipertahankan oleh Soak Ngalam.

Soak Ngaman sendiri merupakan bisnis yang sudah eksis selama belasan tahun di Kota Malang dengan menghadirkan beragam produk souvenir yang menjadi buah tangan khas Kota Apel. Dari mulai kaos atau t-shirt, sweater, jaket, sarung bantal, tote bag, gelas mug, gantungan kunci, hingga magnet kulkas menjadi produk-produk andalan dari Soak Ngalam.

Berdirinya bisnis ini sebenarnya sudah terlintas di benaknya sejak tahun 1988 ketika sang pemiliknya yang bernama Tjandra masih berkuliah dulu. Saat itu, banyak mahasiswa yang memang berasal dari Jakarta berkuliah dan membawa logat mereka serta dialeknya ke Kota Malang dan hal inilah yang dikhawatirkan dapat menggeser keberadaan boso walikan.

“Bahasa khas Malangan (osob kiwalan) semakin terpinggirkan dan jarang dipakai. Ide ini terhenti karena saya lepas kuliah tahun 1992 langsung bekerja di Jakarta. Setelah melanglang buana pindah kerja dan pindah-pindah kota. Tahun 2008, saya mendapat kesempatan dari seorang teman untuk membuat kaos khas Malang untuk di supply di tokonya. Alhamdulillah cukup laris,” ujarnya,” sebagaimana dikutip dari Malangkota.go.id (11/3/2022).

[Baca Juga: Dua Sisi Fashion Studio Hadir di Malang]

Setelah direspons positif, Tjandra mulai mendirikan outlet perdananya dengan nama Soak Ngalam pada tahun 2009 dengan semua produknya yang menyisipkan bahasa gaul khas Kota Malang. “Bentuk keprihatinan itulah yang kemudian saya tuangkan dalam kaos-kaos yang saya buat. Saya berharap meski Kota Malang sebagai kota pendidikan, akan tetapi akar budaya, khususnya bahasa Khas itu tidak hilang. Mengingat bahwa bahasa merupakan identitas dan pengikat suatu masyarakat maka melalui desain yang kami buat,” sambungnya.

Selain dari outlet-outlet di Kota Malang, Soak Ngalam juga sudah membuka toko daring melalui beragam e-commerce populer di Tanah Air, seperti Shopee, Tokopedia, dan Buka Lapak. Aspek menarik dari konsumen yang membeli produk Soak Ngalam adalah mayoritas pembelinya bukan datang dari warga Kota Malang, karena berdasarkan data Tjandra, 75 persen pembelinya berasal dari wilayah Jabodetabek.