Berita Kawasan
Mengintip Wacana Penanaman Eceng Gondok di Kali Sentiong
Nama Kali Sentiong beberapa hari ini kembali menjadi buah bibir. Setelah sebelumnya kali yang dikenal dengan nama Kali Item itu menuai kontroversi akibat baunya yang tercium para atlet Asian Games 2018. Kala itu sebagai solusinya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pun memutuskan untuk memasang jaring hitam di atasnya. Kali ini muncul wacana baru yang di mana direncanakan Kali Sentiong akan ditanami eceng gondok.
Pada wacananya, tumbuhan eceng gondok tersebut diharapkan dapat membantu memperbaiki kualitas air. Selain itu, tanaman air ini juga diharapkan dapat menyerap racun serta polusi berbahaya yang terkandung di Kali Item. Pemerintah Jakarta Utara juga memandang, eceng gondok dapat menambah nilai estetika dari Kali Sentiong yang airnya terkenal memiliki warna gelap.

Pengamat tata kota Nirwonono Joga menegaskan, Pemerintah Jakarta Utara harus memberikan alasan yang jelas mengapa mereka ingin menerapkan wacana tersebut di Kali Sentiong. “Apakah untuk menyerap polutan dan lumpur kali, bagaimana mengendalikan pertumbuhannya yang cepat agar tidak menghambat aliran air,” ucapnya kepada PingPoint.co.id (29/11/2018).
Pertanyaan dari Nirwono tersebut sebenarnya bisa ditarik benang merahnya dengan pandangan tanaman eceng gondok sebagai gulma. Pasalnya, tanaman ini dikenal dapat meningkatan penguapan terhadap air. Hal ini pun memicu terjadinya pendangkalan terhadap sungai dan dalam hal ini adalah Kali Sentiong.
[Baca Juga: Pemkot Jakarta Utara Libatkan Masyarakat Antisipasi Banjir]
“Dari segi lingkungan sebenarnya tidak tepat menanam eceng gondok di kali karena seringnya justru menjadi penghambat aliran air dan mempercepat terjadinya pendangkalan. Biasanya justru kalau ada eceng gondok di kali malah dibersihkan bukan sebaliknya,” jelas Nirwono.

Di sisi lain, berdasarkan penelitan yang salah satunya dipublikasikan Institut Pertanian Bogor, diketahui bahwa eceng gondok merupakan tanaman air yang memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengakumulasi logam berat yang ada di air (contohnya timbal dan kadmium). Kemampuan penyerapan ini memiliki hubungan dengan daya tahan eceng gondok yang dapat tumbuh dengan baik di air limbah.
[Baca Juga: Yuk Jaga Sungai Bersama Komunitas Ciliwung Depok]
Namun bila pertumbuhan dari tanaman ini tidak dikontrol maka eceng gondok dapat kembali menjadi gulma. Karena itulah Nirwono menyebutkan salah satu langkah terbaik untuk memperbaiki kualitas dan keadaan air di Kali Item adalah dengan cara memperbaiki pola pikir masyarakat serta industri di sana.
“Seluruh pabrik/Industri kecil/rumah tangga wajib memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) mandiri (dan) dilarang membuang limbah langsung ke kali. Perumahan warga yang berada di tepi kali wajib disediakan IPAL komunal. Warga dilarang membuang sampah, limbah, dan hajat ke kali,” tambah pengamat tata kota tersebut.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Kecantikan dan Fashion
Rangkaian Radiance Up! dari Y.O.U Beauty Atasi Wajah Kusam Akibat Polusi Udara
25 June 2022, 13:03
SymWhite 377, Vitamin C, dan Ekstrak Licorice membantu menghambat produksi melanin, sedangkan Niacinamide (B3) membantu menghambat transfer melanin di kulit.

Pendidikan
Puluhan Karya Seni Mahasiswa ISBI Kota Bandung Dipamerkan di Galeri YPK
24 June 2022, 16:06
Bertajuk Archipelago, puluhan karya seni dari mahasiswa ISBI dipamerkan di Galeri YPK Kota Bandung hingga 30 Juni 2022.

Bisnis
Kreatif! Warga Bandung Cari Cuan dengan Olah Sampah Plastik Jadi Produk Kreatif
24 June 2022, 14:04
Dengan brand Newhun, warga di Kota Bandung berhasil mengolah limbah sampah plastik bisa menjadi produk jam tangan.

Berita Kawasan
MRT Hingga Ojol Ibu Kota Terintegrasi, Warga Diajak Unduh Apps JakLingko
24 June 2022, 11:02
Pemprov DKI mengajak masyarakat Ibu Kota mengunduh apps JakLinko guna mempermudah serta menghemat waktu untuk memanfaatkan berbagai transportasi di Jakarta bahkan termasuk mendapatkan tiket malam puncak HUT Jakarta ke-495.