Bisnis
Merawat Budaya Kuliner Betawi dengan Berjualan Bir Pletok
Banyak komunitas serta otoritas di DKI Jakarta yang terus bergerak untuk mengadakan berbagai acara demi merawat budaya Betawi. Usaha ini dipandang mereka dapat menahan agar budaya Betawi tidak tergerus zaman. Namun sayangnya terkadang langkah tersebut dirasa kurang efektif. Karena itulah ada seorang pria yang terjun ke dunia usaha bir pletok dengan merek Peci Merah dan menjualnya di car free day agar minuman ini terus dekat dengan masyarakat luas.
Pria bernama Chuzaivah Ichsan itu bersama rekan-rekannya menggelar stand di car free day area Bundaran Hotel Indonesia yang menjual berbagai produk khas Betawi dengan produk andalannya adalah bir pletok. Sekadar informasi, bir pletok merupakan minuman asli Betawi yang memiliki campuran jahe, serai dan daun pandang wangi. Minuman ini biasanya dikonsumsi untuk menyegarkan serta menghangatkan badan.
“Zaman dulu, Zaman Belanda, kita sebagai orang Betawi merasa ‘iri’ dengan bir yang diminum orang-orang Belanda karena menghangatkan. Cuman karena kita mayoritas Muslim, kita pengen tapi kita gak bisa minum karena enggak boleh sama agama. Karena itu orang dulu coba racik segala macem rempah, nah kemudian timbul bir pletok,” jelas pengusaha bir pletok Peci Merah tersebut kepada PingPoint.

Pria berusia 39 tahun tersebut menjelaskan bahwa ia memang sudah berkecimpung di dunia wirausaha sebelum menjual bir pletok. Namun Chuzaivah mendapatkan panggilan dari dirinya sendiri untuk membuat kuliner asli Betawi dapat dikonsumsi secara rutin oleh masyarakat umum di Ibu Kota.
“Pengennya punya usaha yang bukan sekedar cari uang. Jualan ini, bir pletok, sekaligus mengangkat tradisi yang lumayan banyak orang enggak tahu. Kedua, (usaha) ini juga sudah banyak yang bantu. Diproduksi, kita melibatkan ibu-ibu sekitar (Condet) untuk mengupas jahe, packaging. Yang jual di beberapa titik lain juga itu teman-teman kita. Arahnya ke sociopreneurship dan mengembangkan tradisi,” jelasnya.
Chuzaivah sadar bahwa dalam bisnis bir pletok untuk saat ini sudah banyak yang mulai berkecimpung. Karena itu ia memandang perlunya inovasi atau hal yang membedakan agar bisnis kulinernya ini tetap bisa berjalan serta diterima masyarakat luas.

“Bagaimana kita mengenalkan kuliner itu sendiri jadi kayak upgrade packaging dan cara jualan kita. Banyak para penjual di komunitas Betawi yang menjualnya secara umum dengan tradisional dan gak kekinian. Kalau kita di car free day kan pakai kostum, di depan kita bawa tulisan agar orang tertarik untuk datang ke tempat kita,” tambahnya.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Kuliner
Hadir Setiap Ramadan, Bazar Takjil Kota Wisata Cibubur
22 April 2021, 17:08
Saat bulan Ramadan tiba, beberapa Kawasan selalu mengadakan bazar yang dibuka saat menjelang Adzan Magrib. Salah satunya adalah Bazar Takjil Kota Wisata yang selalu disambut antusias.

Kuliner
Inspirasi Menu Buka Puasa: Resep Klapertaart Kurma ala Chef Chitra
22 April 2021, 16:09
Ingin menikmati menu buka puasa yang terkesan ‘tidak biasa’? Anda bisa coba resep klapertaart kurma dari Chef Chitra.

Berita Kawasan
Musim Pancaroba, Diskar PB Kota Bandung Siap Melakukan Langkah-Langkah Mitigasi
22 April 2021, 09:09
Sebagian wilayah di Kota Bandung mengalami musim pancaroba. Maka Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung selalu siap siaga selama 24 jam untuk mengantisipasi terjadinya bencana di masa pancaroba dan menjelang musim kemarau

Kesehatan
Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia di Bandung Butuh Penanganan Khusus
22 April 2021, 08:07
Pelaksanaan vaksinasi lansia di Kota Bandung mengalami sedikit hambatan. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Wali Kota Bandung pada saat meninjau vaksinasi di Kecamatan Batununggal.