Pembelajaran Daring Bisa Jadi Penguatan Karakter Pancasila Anak-Anak

Dengan pandemi COVID-19 yang telah membayangi Tanah Air selama lebih dari dua tahun, beragam aspek yang sebelumnya terasa asing di telinga, saat ini telah menjadi hal yang biasa. Salah satu contohnya adalah memindahkan pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas secara konvensional ke dunia maya alias daring. Transformasi ini pun mendorong para pelajar terbiasa mendapatkan pelajaran jarak jauh dan di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memang terus memperluas jaringan internet untuk mendukung digitalisasi hingga area terpencil serta terluar. Melihat momentum ini, sejumlah pihak memandang bahwa sudah waktunya bahwa pembelajaran daring bukan sekadar untuk mengajarkan anak-anak pelajaran sekolah semata tapi juga menguatkan mereka dalam membangun pribadi sesuai pancasila.

Pembahasan mengenai korelasi antara pembelajaran daring dan penguatan karakter pancasila anak-anak usia pelajar ini dikemukakan dalam kegiatan webinar Ngobrol Bareng Legislator: Pendidikan Karakter Pancasila dalam Pembelajaran Daring yang digelar pada 13 April 2022. Pada diskusi daring itu, anggota Komisi 1 DPR RI Kresna Dewanata Phrosakh melihat terdapat potensi dari teknologi, khususnya internet yang sayangnya tak sedikit masih dimanfaatkan untuk hal negatif.

“Bukan malah menjadikan kepada hal-hal yang negatif seperti menyebar hoks. Dan saat ini kita tahu bahwa Kominfo sedang gencar-gencarnya membuat fasilitas atau jaringan di seluruh pelosok negeri yang harus bisa dirasakan oleh masyarakat. Di sini peran penting kita sebagai anak-anak bangsa untuk bisa menjelaskan kepada masyarakat agar dunia digital bisa digunakan sebaik-baiknya. Agar semua jaringan atau fasilitas yang sudah dibuat Kominfo saat ini bisa bermanfaat bagi kita semua,” tutur anggota fraksi Partai Nasdem itu (13/4/2022).

Dari sinilah menurut Kresna, sudah saatnya baik itu guru hingga orangtua membantu penguatan karakter pancasila dan ini dilakukan dengan memanfaatkan internet. “Maka dari itu manfaat dari pendidikan karakter ini sangatlah banyak, terkhususnya dalam membentuk pribadi yang baik, yang mempunyai nilai dan moral dari pancasila,” tambahnya.

[Baca Juga: Perlukah Orang Tua Mendidik Anak Berdasarkan Pancasila?]

Hal yang senada juga disampaikan oleh aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Siti Hur Heliza. Menurutnya, terdapat tujuh aspek penting yang bisa ditanamkan dalam pembentukan karakter pancasila di kehidupan sehari-hari anak-anak yang di mana semua aspeknya bisa ditarik benang merah dari lima sila yang menjadi pondasi dasar NKRI itu. Tentu saja semua hal ini bisa ditanamkan melalui pembelajaran daring.

“Pertama, rajin beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing dan menjalankan nilai-nilai baik dalam ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, dapat berteman dengan siapa saja, sehingga anak tersebut tidak memilih-milih teman. Dalam hal ini memilih dalam bentuk rasa tahu budaya yang berbeda. Ketiga, memiliki pemikiran yang terbuka dan menghargai perbedaan,” ucap Siti.

Kemudian aspek keempat adalah bagaimana pancasila bisa mendorong generasi muda untuk menerima serta mempelajari budaya lain tapi tak mengikiskan identitas diri. Lalu kelima, siap mengulurkan tangan jika temannya mengalami kesulitan. Kemduian keenam, pancasila dapat membentuk karakter kemandirian dengan kreativitas tinggi serta berpikir kritis. Terakhir adalah kedisplinan diri serta bertanggung jawab atas tugas yang diembankan kepada mereka.