Pendidikan
Perpusnas Terbitkan 150 Buku Berbasis Naskah Kuno
Perpustakaan Nasional terus melakukan berbagai macam cara untuk menjaga kekayaan naskah kuno nusantara. Salah satu caranya dengan menerbitkan kembali naskah-naskah kuno ke dalam sebuah buku. Baru-baru ini saja, Perpusnas menerbitkan 150 buku yang terdiri dari 65 judul hasil alih aksara, 35 alih bahasa, 20 saduran, dan 30 kajian naskah Nusantara.
Ke 150 buku itu sendiri merupakan hasil seleksi dari 227 judul buku yang dikirim ke Perpusnas sejak awal 2019. Dalam menyeleksi, Perpusnas pun menggandeng tim juri yang berasal dari pakar filologi berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
“Penerbitan buku tersebut merupakan salah satu bentuk tanggung jawab Perpusnas dalam mengembangkan koleksi nasional dan melestarikan budaya bangsa,” kata Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando.
Dengan bertambahnya 150 buku, Total Perpusnas hingga saat ini telah menerbitkan sekitar 350 judul hasil pengkajian naskah kuno Nusantara. Syarif Bando pun berharap ke depannya para filolog, sejarawan dan mahasiswa semakin terpacu untuk terus meneliti naskah kuno sebagai bagian dari pelestarian budaya bangsa.

Di luar dari itu, Syarif Bando mengatakan masih ada lebih dari 12.000 naskah Nusantara di Perpusnas yang sebagian besar belum diteliti. Beberapa naskah diantaranya mengandung beragam ilmu pengetahuan.
“Ribuan naskah tersebut mengandung khazanah ilmu beragam, seperti kesusasteraan, sejarah, arsitektur, kesenian, pertanian, doa-doa, pengobatan, hingga perbintangan yang diwariskan para leluhur Nusantara,” kata Syarif Bando.
Buku-buku tersebut bisa dibaca secara gratis oleh masyarakat umum di Layanan Koleksi Naskah Nusantara Lantai 9, gedung Perpustakaan Nasional RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No.11, Jakarta Pusat.
Luncurkan Naskah Digital
Selain menerbitkan naskah ke dalam bentuk buku, Perpusnas juga melakukan terobosan dengan meluncurkan web Khastara yang merupakan singkatan dari Khasanah Pustaka Nusantara. Dalam web tersebut, Perpusnas banyak mengumpulkan naskah-naskah kuno yang sudah didigitalisasi.
Selain menjaga naskah asli yang kebanyakan sudah rapuh, web itu merupakan jawaban Perpusnas untuk menghadapi era digital dan kemajuan teknologi. Dengan adanya web Khastara kata Syarif Bando, bisa memudahkan lebih memudahkan pembaca umum untuk mengakses koleksi pustaka nusantara dalam format digital.
“Situs web Khastara memuat seluruh koleksi digital hasil alih media dari koleksi cetak pustaka nusantara yang dimiliki Perpustakaan Nasional. Situs ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia demi kepentingan intelektual,” ujar Syarif Bando.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Pendidikan
Tak Hanya Offline, Kemampuan Public Speaking Juga Dibutuhkan di Dunia Digital
15 May 2022, 10:38
Di era digital saat ini, SDM di Tanah Air didorong memiliki kemampuan public speaking yang tak hanya bersifat luring tapi juga daring.

Berita Kawasan
Panen Belimbing dan Bayam di Agro Eduwisata
13 May 2022, 16:04
Wagub Ariza baru-baru ini bersama istrinya merasakan langsung bagaimana memanen buah belimbing serta sayur bayam di lahan eduwisata urban farming Jakarta Selatan.

Hobi dan Hiburan
Salvation, Ini Hasil Kolaborasi DJ Asal Belanja Lyfes dan DJ Yasmin
13 May 2022, 10:02
Pada hari ini, DJ Lyfes asal negara Belanda meluncurkan hasil kolaborasinya besama produser EDM dalam negeri DJ Yasmin.

Pendidikan
Percepat Transformasi Digital di Sekolah Tanah Air, Acer Luncurkan Ajang ASSA 2022
12 May 2022, 19:32
Acer Indonesia telah mempersiapkan hadiah total Rp500 juta dalam ajang penghargaan ASSA 2022 demi mempercepat transformasi digital di sekolah SD hingga SMA/SMK di Tanah Air.