Perundungan Masih Bayangi Dunia Pendidikan, Ini Tips Pencegahannya dari Pakar Unair

Hingga kini isu perundungan masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi institusi pendidikan di Tanah Air. Setiap bulan di awal tahun 2023 ini bahkan sudah ada beberapa kasus bullying yang viral di media sosial dan berujung duka. Di Maret ini saja sudah ada dua kasus yang menjadi perhatian publik, pertama yang terjadi di salah satu SMKN Kabupaten Lombok Tengah dan yang kedua adalah yang paling fatal, yaitu di Banyuwangi dengan sorang siswa SD akhirnya memutuskan bunuh diri usai terus dirundung teman-temannya. Situasi memilukan ini turut membuat pakar di Universitas Airlangga (Unair) angkat bicara.

Contoh kasus yang paling disorot Dosen Fakultas Psikologi Unair Dr. Wiwin Hendriani S.Psi., M.Si., adalah yang terjadi di Banyuwangi. Karena kasus ini dipicu oleh aksi perundungan kejam dari teman sebayanya yang mengejek anak itu hanya karena ia tak memiliki ayah. Melihat ini kerap terjadi di lingkungan institusi pendidikan, maka Wiwin memberikan enam tips untuk mencegah atau menghadapi kasus perundungan di lingkup keluarga. Sebagaimana dilansir dari Unair.ac.id (8/3/2023), berikut ini tips dari Wiwin:

• Edukasi

Sebelum terjadinya perundungan, orangtua,guru, dan anak sedini mungkin terus mendapatkan edukasi terhadap anak mengenai apa itu bullying. Dengan ini maka baik guru dan orangtua bisa melihat tanda-tanda bila anak mereka menjadi target perundungan atau korban bullying.

• Biasakan Pembahasana Keberagaman

Aspek ini menurut Wiwin penting ditanamkan ke anak-anak bahwa semuanya itu beragam dan tidak sama. Ini bukan hanya ras dan agama saja tapi mereka juga harus bisa menghargai perbedanaan keluarga, kondisi fisik, hingga sosial-ekonomi teman sebayanya sehingga tak mendorong terjadinya diskriminasi.

• Pengawasan

Orangtua dan guru harus mampu melakukan upaya pengawasan yang aktif dan efektif. Apalagi kasus perundungan kerap kali diklaim “kecolongan” oleh pihak sekolah, karena terjadi saat guru-guru di dalam kantor. Oleh karena itulah Wiwin ingin pengawasan lebih diupayakan lagi agar guru dan orangtua bisa memnatai perilaku anak untuk memastikan tidak ada tanda-tanda ia jadi korban perundungan.

• Lingkungan Aman

Guru dan orangtua harus berupaya sebaik mungkin dalam membangun lingkungan yang aman dan positif untuk anak-anak. Karena hal ini penting agar mereka berani mengekspresikan diri sekaligus nyaman untuk berbicara jika mereka memang mengalami perundungan.

[Baca Juga: Bagaimana Mencegah Dampak Buruk Perundungan Siber?]

• Konsekuensi

Menurut Dosen Psikologi Unair itu, pelaku perundungan harus memahami bahwa apa yang dilakukannya itu salah dan harus ada konsekuensi yang ia terima dengan tidak boleh adanya pembiaran. Konsekuensi ini bisa dilakukan di sekolah dan di rumah.

• Kuatkan Psikologi

Tips terakhir yang diberikan Wiwin adalah anak-anak sekolah sangat perlu mendapatkan penguatan terhadap keterampilan psikologi melalui pola asuh di rumah dan pengajaran di sekolah. Keterampilan yang dimaksud adalah bagaimana empati, toleransi, pengelolaan emosi, komunikasi yang efektif, dan bagaimana memecahkan masalah, serta rasa saling menghormati,