Pesan Gubernur untuk Ketua RT/RW Jakarta dalam Hadapi COVID-19

Melihat kasus COVID-19 di Jakarta yang kian hari semakin bertambah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau seluruh ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di Jakarta untuk mengidentifikasi warga yang memiliki risiko tinggi apabila terinfeksi Virus Corona baru atau SARS-CoV-2. Setelah mengidentifikasi, warga yang memiliki risiko tinggi tersebut diberi sosialisasi terkait cara-cara mencegah diri dari penularan.

Tak hanya ketua RT dan RW, Anies menyebut imbauan ini juga ditujukan kepada kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan kader Dasa Wisma.

“Jadi, mereka bertugas untuk mengidentifikasi di lingkungannya, lalu secara khusus melakukan sosialisasi cara-cara mencegah dari penularan. Mereka adalah warga lanjut usia di atas 60 tahun, kemudian penyandang penyakit bawaan,” jelas Anis dalam Briefing harian COVID-19 di Pendopo Balai Kota Jakarta, dilansir ppid.jakarta.go.id (31/3/2020).

Adapun orang-orang dengan penyakit bawaan yang dimaksud Anies yaitu:

1. Penderita tekanan darah tinggi
2. Penderita penyakit jantung
3. Penderita diabetes
4. Penderita penyakit paru-paru
5. Penderita penyakit kanker

Anies juga menaruh perhatian yang besar terhadap warga lansia yang tinggal sendirian di rumah tanpa pendampingan anggota keluarganya. Mengingat, mereka adalah kelompok orang yang berisiko tinggi, apabila terpapar COVID-19, tetapi harus memenuhi kebutuhan sehari-hari seorang diri. Ia mengatakan, akan ada pendampingan khusus bagi mereka dari RT, RW, PKK, dan Dasa Wisma.

[Baca Juga: Anies Akan Tindak Tegas Masyarakat yang Berkumpul di Luar Rumah]

“Ada sebagian dari lansia yang tinggal sendirian tanpa didampingi keluarganya. Di situ harus ada pendampingan khusus dan kita sudah sampaikan kepada para ketua RT, ketua RW untuk bisa memberi dukungan agar mereka bisa tetap bertahan di rumah tanpa harus pergi keluar,” lanjutnya.

Dalam briefing itu pula, Anies menekankan warga untuk benar-benar mengikuti kebijakan physical distancing. Menurutnya, physical distancing adalah kebijakan yang tepat mencegah penularan apabila dilakukan dengan serius.

Jika disiplin menjaga jarak fisik, sambung Anies, maka angka kematian akibat COVID-19 dapat berkurang signifikan.

[Baca Juga: Anies Siapkan Insentif Bagi Petugas Yang Tangani Pasien COVID-19]

Terhitung hingga Selasa, 31 Maret 2020 pukul 10.39 WIB, jumlah kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta sebanyak 741. Dari total kasus tersebut, terdapat 84 korban jiwa, 49 orang sembuh, 451 dirawat, dan 157 orang melakukan isolasi secara mandiri. Namun, dari data yang dihimpun Dinas Pertamanan dan Hutan Kota yang mengurusi pemakaman di DKI Jakarta sejak 6 hingga 29 Maret 2020, tercatat ada 283 orang yang dimakamkan dengan tata cara layaknya pasien COVID-19.

“Jangan sampai Dinas Pertamanan dan Hutan Kota yang mengurusi makam ini punya angka yang lebih tinggi lagi. Mari kita punya tanggung jawab semuanya. Ini kenapa kami merasa perlu untuk menyampaikan pesan yang amat kuat pada seluruh masyarakat soal ini,” ujarnya.