Rapid Test Diprioritaskan untuk Tenaga Kesehatan di Jakarta

Dalam kegiatan Update dan Daily Brief Tim Tanggap Covid-19 Pemprov DKI Jakarta yang dilaksanakan di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat (26/3/2020), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengapresiasi masyarakat Jakarta dan semua pihak yang telah mengikuti imbauan dari Pemprov DKI Jakarta dan bekerja sama dalam rangka mencegah dan mengendalikan wabah Coronavirus Disease atau COVID-19 di Ibu Kota Jakarta.

Melansir beritajakarta.id (27/03/2020). Anies mengatakan, kasus kematian yang terjadi akibat Covid -19, kebanyakan pasien merupakan lansia dengan usia 60 tahun ke atas dan warga yang menyandang penyakit tertentu.

Sebagaimana diketahui, kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) dan penyandang penyakit tertentu seperti asma, diabetes, dan lainnya memiliki tingkat risiko terinfeksi yang cukup tinggi. Dari kasus kematian yang terjadi akibat COVID-19, kebanyakan pasien merupakan lansia dengan usia 60 tahun ke atas dan warga yang menyandang penyakit tertentu.

Anies menyarankan bagi orang tua dan yang memiliki risiko penyakit bawaan jangan sampai bepergian agar terhindar dari penularan COVID-19.

[Baca Juga: Pemkab Bekasi Gelar Rapid Test COVID-19 Hari Ini]

Sementara itu di dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Tanggap COVID-19 Pemprov DKI Jakarta Catur Laswanto menyebutkan, sebanyak 604 pasien COVID-19 sudah pulang dan dinyatakan sembuh sedangkan Pasien Dalam Pengawasan atau PDP berjumlah 895 orang, dan yang masih dirawat sebanyak 291 orang. Dan, sampai dengan hari ini terkonfirmasi sejumlah 50 tenaga medis yang menangani kasus COVID-19 dinyatakan positif terinfeksi COVID-19, mereka tersebar di 24 Rumah Sakit di Jakarta.

Terkait hal ini, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia, menerangkan bahwa tahapan tes COVID-19 dengan menggunakan rapid test akan diprioritaskan untuk para tenaga medis di Jakarta. Rapid test digunakan dalam rangka mempercepat contact tracing ke masyarakat artinya setelah mendapatkan informasi baik Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP), maka akan ditindaklanjuti mencari riwayat kontaknya.

Menurut Dwi, rapid test yang diprioritaskan untuk tenaga kesehatan berguna untuk mengetahui status antibodi dari petugas kesehatan yang selama ini sudah melakukan pelayanan untuk pasien di rumah sakit atau puskesmas.

“Pada saat pemeriksaan rapid test dilakukan, hasilnya yang menunjukkan negatif akan dilakukan pengujian ulang setelah beberapa waktu tertentu. Untuk hasil rapid test yang positif juga akan dilakukan pemeriksaan lanjutan sehingga kita bisa lebih yakin dan memantau dengan lebih baik petugas kesehatan dari sisi keamanan dan keselamatan kerja mereka,” ucap Dwi.

[Baca Juga: Terima 100.000 Alat Rapid Test, Pemprov DKI Prioritaskan Warga Khusus]

Dwi mengaku menerima rapid test sebanyak 100.000 alat untuk 100.000 orang dan dibagikan ke tenaga kesehatan maupun masyarakat yang menjadi bagian dari contact tracing petugas menemukan riwayat-riwayat pasien maupun PDP yang ada di rumah sakit maupun di puskesmas. “Perlu lakukan rapid test ini secara cermat dan selektif supaya kita juga bisa segera menemukan masyarakat yang perlu dilakukan pemantauan lebih lanjut untuk cepat dideteksi," tandasnya.