Ray Shabir Representasikan Kegelisahannya Jadi Pameran Seni

Kegelisahan merupakan hal yang kerap membayangi hampir semua orang dalam titik perjalanan hidup mereka. Ada orang yang memilih untuk tidak mengindahkannya, ada yang memilih untuk melawannya agar mereka bisa keluar dari kegelisahan tersebut. Hal yang berbeda justru dilakukan Ray Shabir. Ia memilih menuangkan kegelisahan dan kekhawatiran yang menyelimutinya menjadi kumpulan karya yang akhirnya menjadi buku perdananya sekaligus pameran seni Gallery of Anxiety.

Gallery of Anxiety merupakan pameran yang diadakan di Kopi Manyar, Bintaro, Jakarta Selatan dari tanggal 16-23 Juni 2019. Pameran ini dipersiapkan oleh Ray Shabir bersama rekan-rekan pecinta seni lain dengan dukungan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) yang ditujukan untuk mengadaptasi buku perdana pria kelahiran tahun 1993 tersebut yang berjudul Public Feeling & Other Acts.

“Sebenarnya ini diambil dari chapter buku saya. Biasanya dalam publikasi buku ada anggaran promosi, dari sini saya memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda dan menarik, yaitu melalui pameran. Galery of Anxiety pada dasarnya live experience dari bukunya dengan konsep pengalaman ruang, visual, dan video,” ucap Ray Shabir kepada PingPoint.co.id (21/6/2019).

[Baca Juga: Benarkah Perempuan Makhluk yang Rumit dan Susah Dimengerti?]

Oleh karena itulah, semua instalasi hingga film pendek yang diputar di Gallery of Anxiety menggambarkan pengalaman hidup dari Ray Shabir, khususnya di momen pasca-lulus kuliah dan saat berada di Kota New York Amerika Serikat. Kala itu, Ray dibayangi kegelisahan serta kekhawatiran mengenai apa yang harus dilakukan dalam fase kehidupan selanjutnya. Saat itu dalam dirinya, Ray juga mempertanyakan apakah hal yang ia rasakan tersebut juga dialami oleh orang lain, khususnya yang seusia dengannya.

“Di Public Feeling & Other Acts mencerminkan pengalaman tersesat dan travelling di mana saya tidak kenal dengan siapapun yang pasti mengenai kegelisahan,” katanya. Melalui buku dan pamerannya, Ray Shabir ingin menunjukkan bahwa saat ini banyak orang yang mengalami masalah atau kegelisahan dalam dirinya tapi memperlihatkan ke publik bahwa semua baik-baik saja

[Baca Juga: Prince Claus Award Celebration, Rayakan Karya Eka Kurniawan]

“Anda (generasi muda-red) melewatkan fase hidup dari sekolah dan kelas-kelas jadi semua yang kamu kenal berfokus ke hal yang sama dalam waktu tersebut. Kemudian setelah lulus maka langsung free for all, Anda bisa melakukan apapun dan pergi ke tempat manapun yang diinginkan. Tapi di satu sisi ada tekanan yang bisa membuat pemuda-pemudi merasa kewalahan,” tutur Ray terkait kegelisahan generasi muda.

Padahal menurut pria yang gemar modelling, merupakan hal yang menyehatkan untuk manusia, khususnya generasi muda, untuk mengungkapkan kegelisahan kepada orang terdekatnya. “Jika Anda bisa mengeluarkan kegelisahan itu melalui sesuatu yang positif maka lakukanlah, jangan biarkan itu menumpuk,” tuturnya.

Setelah sukses dengan bukunya serta menggelar pameran Galery of Anxiety, Ray Shabir menuturkan bahwa ia sudah mulai melirik proyek baru yang saat ini dalam tahap pembuatan. “Saya sedang menulis buku selanjutnya dengan gambar yang lebih sedikit, jadi tunggu saja,” pungkasnya.