Kesehatan
Selama 2022 Ada Puluhan Suspek Campak, Dinkes Kota Yogyakarta Dorong Imunisasi Anak
Beberapa waktu terakhir, kabar mengenai penyakit campak ramai dibicarakan di media sosial serta media online dan ini tak terlepas dari pengumuman dari Kementerian Kesehatan. Pasalnya, Kemenkes menyatakan penyakit tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa atau KLB usai ditemukannya ribuan kasus campak di sepanjang tahun 2022 yang terjadi di 31 provinsi. Kota Yogyakarta juga tidak terlepas dengan ancaman penyakit campak dengan setidaknya ada puluhan suspek yang dilarikan ke fasilitas kesehatan. Kondisi ini mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta angkat suara.
Berdasarkan keterangan Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan, Dinkes Kota Yogyakarta Lana Unwanah, selama tahun 2022 di Kota Gudeg tercatat ada 60 kasus suspek penyakit campak. Di mana puluhan suspek ini datanya datang dari puskesmas serta beberapa rumah sakit di Jogja. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium terkonfirmasi ada sembilan kasus positif campak dengan dua di antaranya paparannya secara epidemiologis.

Paparan campak ini mayoritas dipicu oleh anak-anak yang belum mendapatkan vaksinasi campak dan kondisi ini masih ditemukan di Kota Yogyakarta. Hal yang paling disayangkan pihak Dinkes Kota Gudeg adalah selain memang ada orangtua yang masih belum mau memberikan vaksin untuk anaknya, ternyata ada juga yang cenderung menolak anaknya divaksin. Tentu situasi ini terbilang mengkhawatirkan, karena ini bisa memicu potensi terjadinya outbreak campak di Jogja.
"Ini yang kita khawatirkan bila anak-anak tidak terlindungi oleh vaksinasi yang sebetulnya penyakit-penyakit itu bisa dicegah, kita khawatirkan akan terjadi ledakan walaupun secara persentase capaian kita sudah lumayan tinggi imunisasi anak dan bayi," ujar Kepala Puskesmas Mantrijeron Eny Purdiyanti, sebagaimana dikutip dari Warta.jogjakota.go.id (26/1/2023).
Kekhawatiran dari Eny terbilang dipahami mengingat pada September 2022 ada dua balita di puskesmasnya yang ditemukan terpapar campak. Oleh karnea itulah ia meminta orangtuanya agar mau mengikuti program vaksinasi campak dan rubella apalagi memang ini program pemerintah yang gratis dilakukan di puskesmas untuk bayi usia sembilan bulan.
"Ini yang kita khawatirkan bila anak-anak tidak terlindungi oleh vaksinasi yang sebetulnya penyakit-penyakit itu bisa dicegah, kita khawatirkan akan terjadi ledakan walaupun secara persentase capaian kita sudah lumayan tinggi imunisasi anak dan bayi," lanjut Kepala Puskesmas Mantrijeron itu.
Selain vaksinasi di usia sembilan bulan, imunisasi campak masih harus dilakukan dua kali lagi demi memastikan perlindungan yang lebih optimal dari ancaman penyakit tersebut. Di mana vaksinasi kedua dilakukan ketika anak berusia 18 bulan dan terakhir saat berusia enam tahun atau saat duduk di bangku kelas satu SD.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Hobi dan Hiburan
Dari Hobi Hingga Sukses Jadi Atlet Offroad, Inilah Sosok Sudirman Arsyad
23 March 2023, 18:17
Mengejar passion yang hadir dari hobi tampaknya menjadi gambaran yang tepat untuk sosok atlet offroad Tanah Air, Sudirman Arsyad.

Bisnis
Sambut Kehadiran Bulan Suci, ruparupa Gelar Program Ini
21 March 2023, 11:48
Melalui kampanye BerKah Ramadan, ruparupa gelar beragam promo untuk mendukung konsumennya dalam menyambut bulan suci yang sebentar lagi tiba.

Hobi dan Hiburan
Tiga Band Ini Sukses Ajak Nostalgia Hits Tahun 2000an di JCW 2023
20 March 2023, 14:47
Para penggemar musik di era tahun 2000an awal berhasil diajak bernostalgia menyanyikan lagu-lagu hits dari Samsons, Yovie & Nuno, serta D’Masiv di acara JCW 2023.

Bisnis
Digitalisasi Asuransi Syariah, Astralife Hadirkan Produk Flexi Life Protection Syariah
17 March 2023, 10:29
Dalam rangka mendukung umat Muslim milenial yang menggunakan produk sesuai syariah, Astralife menghadirkan produk Flexi Life Protection Syariah di ranah digital.