Seniman Ngesti Pandowo Ditantang Tampil Daring

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menantang para seniman wayang orang Ngesti Pandowo untuk tampil secara daring atau online. Hal ini lantaran para seniman tidak dapat menggelar pentas secara langsung selama pandemi COVID-19. Akibatnya, mereka sulit mencari nafkah.

“Saya berikan tantangan, mereka [para seniman] tetap main wayang orang dengan cara streaming di YouTube, Instagram, atau Facebook. Tidak perlu lama-lama, yang penting tetap bisa eksis. Nanti saya bantu sebarkan,” kata Ganjar ketika bertemu para seniman wayang orang Ngesti Pandowo di kawasan Arya Mukti Pedurungan Kota Semarang, dikutip dari jatengprov.go.id (20/4/2020).

Video tersebut, tutur Gajar, nantinya akan dijadikan medium penggalangan donasi bagi para seniman Ngesti Pandowo. Melalui video pentas itu, masyarakat diharapkan peduli dan sadar bahwa pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada sektor usaha, tetapi juga dunia seni.

Sudah sebulan para seniman wayang orang Ngesti Pandowo tidak dapat melakukan pentas seni secara langsung. Mereka yang terbiasa pentas di Taman Budaya Raden Saleh Kota Semarang itu, kini menjalani profesi lain, ada yang menjadi supir ojek online hingga menjual kebutuhan masyarakat sehari-hari.

[Baca Juga: Pakar Sejarah Sebut Alasan dr. Kariadi Pantas Jadi Pahlawan Nasional]

“Kalau tidak ada Corona ini, sebenarnya pentas itu menghidupi kami. Tapi sekarang, semua memang terdampak. Tidak hanya kami, tapi semua seniman di Jawa Tengah terdampak,” tutur Bagiyo Gareng, salah satu seniman Ngesti Pandowo.

Sri Wahyuni, yang juga merupakan seniman Ngesti Pandowo mengungkapkan dirinya medapat Rp40.000 sekali pentas Ngesti Pandowo. Kini, pendapatan itu tidak Ia dapatkan lagi.

“Kalau dibilang stres ya stres. Tapi kita harus sabar. Semoga virus ini segera berakhir,” lanjut Bagiyo.

Ganjar sendiri mengapresiasi usaha para seniman untuk beralih profesi sementara. Mereka, menurut ganjar adalah orang-orang hebat yang terus berjuang di tengah pandemi COVID-19.

“Mereka tidak mengeluh dan selalu berusaha di tengah kondisi ini,” kata Ganjar.

[Baca Juga: Kasus 46 Tenaga Medis RSUP dr Kariadi Tertular COVID-19 Masih Diselidiki]

Dalam buku berjudul Wayang Orang Ngesti Pandowo yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ngesti Pandowo adalah perkumpulan wayang orang profesional yang berdiri di Madiun pada 1 Juli 1937. Sebab belum memiliki tempat pementasan permanen, Ngesti Pandowo berpindah tempat dalam menggelar pentas, dimulai dari alun-alun Kota Madiun, hingga merambah ke kota lain.

Wayang orang Ngesti Pandowo akhirnya unjuk gigi di beberapa kota di Jawa Timur seperti Surabaya, Malang, Kediri, Nganjuk, Blitar, dan Tulungagung. Pada tahun 1942, sampailah Ngesti Pandowo di Jawa Tengah untuk mencoba mendapatkan keberuntungan. Kota pertama yang mereka singgahi adalah Klaten. Hingga pada tahun 1949, Ngesti Pandowo mulai menetap di ibu kota Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kota Semarang.