Berita Kawasan
Sutradarai DreadOut, Ini Harapan Kimo Stamboel
Nama Muhammad Stamboel alias “Kimo Stamboel” sebenarnya lebih melekat dengan “The Mo Brothers”, di mana ia bersama dengan Timo Tjahjanto menggarap berbagai film sebagai duet sutradara. Namun setelah belasan tahun akhirnya Kimo kembali menjadi sutradara yang bersolo karir dan berhasil mengangkat adaptasi video games DreadOut ke layar lebar.
Dalam proses penggarapan DreadOut, Kimo tidak memungkiri terdapat rintangan. Namun ia tetap berharap, film horor arahannya dapat diterima oleh gamer yang memang memainkan DreadOut dan masyarakat umum.
“Satu yang gue harapin banget, semoga gamer DreadOut tidak kecewa karena ini sebuah adaptasi dari game-nya. Karena bila menonton film ini, pastinya banyak ditemukan hal yang tidak ada di game-nya. Karena ini adaptasi serta prekuel dari game-nya,” jelas Kimo kepada PingPoint.co.id di gala premier DreadOut di Mal Grand Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat (2/1/2019).

Menyutradarai film ini sebenarnya terbilang tanggung jawab yang besar untuk Kimo. Karena ia harus bisa “menggodok” video games DreadOut yang sudah memiliki trademark di kalangan para gamer, menjadi sesuatu yang bisa diterima khayalak umum. Tidak heran bila unsur penggunaan bahasa gaul serta pola persahabatan anak SMA di kota besar menjadi bagian dari film DreadOut agar plot film terasa dekat dengan penonton Tanah Air.
[Baca Juga: "Diganggu" Hantu, Ini Curhatan Para Pemain DreadOut]
“Di DreadOut karena gue nulis, produce, direct terdapat banyak tantangan di tiga area ini. Tapi yang paling ngeri adalah menjaga bagaimana cara konten dari game itu tidak terlalu jauh dari adaptasinya. Itu adalah satu hal yang paling sulit kita jaga dan semoga ini sesuai ekspetasinya,” tutur Kimo.
Namun yang paling menarik adalah curhat dari sang sutradara yang harus menekan berbagai aspek kreativitasnya agar DreadOut bisa lulus sensor 17+ (17 tahun ke atas). Bila dibandingkan dengan Rumah Dara, Killers, dan Headshot yang digarapnya bersama Timo Thajanto, film DreadOut cenderung lebih “bersahabat” untuk khayalak umum.

“Ekspetasi yang terlalu tinggi mengenai goriness (hal-hal yang berhubungan dengan kekerasan dan darah-red) dan segala macam harus diturunin sedikit. Gue sudah diwanti-wanti banget sama produser yang lain untuk bisa (ratingnya) di 17 tahun dan inilah hasilnya. Semoga penonton ataupun yang suka The Mo Brothers tidak terlalu kecewa dengan versi 17+ gue,” ucapnya sembari tertawa.
[Baca Juga: Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Juarai Kompetisi Animasi di Jepang]
Kimo menambahkan, selain DreadOut ia sudah memiliki proyek film lainnya yang rencananya akan dimulai digarap pada 2019 ini. “Ada dua project, satu genre horor dan satu lagi action-drama. Sebenarnya setelah horor masuk ke horor lagi agak capek tapi karena ini remake sebuah film klasik jadi gue mau banget,” pungkasnya di sela-sela gala premier DreadOut di Mal Grand Indonesia.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Hobi dan Hiburan
Tak Sampai Rp2 Juta! Redmi 10A Resmi Hadir di Indonesia
20 May 2022, 18:40
Xiaomi Indonesia secara resmi meluncurkan produk entry-level mereka yang terbaru dengan kehadiran Redmi 10A.

Bisnis
East Ventures Suntik Pendanaan Awal ke Startup Pendidikan MySkill
20 May 2022, 16:37
Startup yang berfokus meningkatkan skill para pencari kerja di Tanah Air, My Skill, disebut meraih pendanaan awal dari East Ventures.

Bisnis
Sampai 29 Mei 2022, Toys Kingdom Gandaria City Diskon Hingga 90%
20 May 2022, 14:36
Bagi Anda yang berniat membelikan mainan untuk buah hati maka bisa memanfaatkan momen Crazy Sale di Toys Kingdom Mall Gandaria City.

Berita Kawasan
CFD Akan Kembali Digelar di Wilayah Ibu Kota
20 May 2022, 11:34
Pemprov DKI Jakarta mengumumkan akan melakukan uji coba penerapan CFD alias Hari Bebas Kendaraan Bermotor di wilayahnya pada akhir pekan ini.