Berita Kawasan
Tetap Waspada, PSBB DKI Jakarta Diperpanjang Sampai 8 Maret
Pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di DKI Jakarta diperpanjang sampai 8 Maret. Keputusan tersebut dikeluarkan oleh Gubernur Jakarta DKI Anies Rasyid Baswedan pada Senin, 22 Februari 2021 malam. ”Ada penurunan kasus positif harian dan keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan. Meskipun demikian, warga tetap harus mempraktikkan memakai masker, menjaga jarak fisik, dan sering mencuci tangan dengan sabun serta air mengalir,” katanya seperti dilansir dari beritajakarta.id (23/2/2021).
Anies mengakui, tantangan saat ini ialah memastikan keamanan warga daerah terdampak banjir yang terpaksa mengungsi. Sarana, seperti tenda isolasi, disediakan petugas, tetapi kuncinya tetap di kedisiplinan individu menegakkan protokol kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, PSBB periode 7-22 Februari memberi efek signifikan pada penurunan kasus positif COVID-19. Sebelumnya, ada 23.869 kasus aktif. Per tanggal 22 Februari, jumlah kasus aktif adalah 13.309 orang.
Keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan yang dua pekan lalu mencapai 72 persen sekarang turun menjadi 66 persen. Unit perawatan intensif (ICU) juga berkurang keterisiannya walaupun masih relatif tinggi, yakni dari 74 persen menjadi 71 persen.
Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan ada hubungan antara penurunan tingkat okupansi tempat isolasi pasien COVID-19 dan PSBB ataupun pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
Keterisian Wisma Atlet
Tingkat keterisian Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, naik dari 54-57 persen pekan lalu menjadi 60-an persen pada Senin (22/2/2021). Kenaikan tersebut turut dipicu kedatangan warga terkonfirmasi positif dan sedang menjadi isolasi mandiri lalu mesti mengungsi karena rumah mereka banjir.
Di Wisma Atlet Kemayoran disiapkan satu lantai khusus di salah satu menara untuk menampung korban banjir yang mendapatkan hasil reaktif berdasarkan tes cepat antigen, tetapi belum terkonfirmasi positif menurut tes usap reaksi rantai polimerase (PCR). Saat ini, sekitar 100 korban banjir yang reaktif menempati lantai khusus itu. Jika hasil PCR positif, mereka langsung dirawat di Wisma Atlet.
”Karena kebanjiran, banyak (orang tanpa gejala/OTG) yang isolasi mandiri di rumah bingung. Paling cepat, ya, ke Wisma Atlet,” kata Letnan Kolonel Laut drg M Arifin dari Bagian Humas RSDC Wisma Atlet saat dihubungi Senin.
Belum diketahui jumlah pasti pasien positif Covid-19 yang terpaksa pindah ke Wisma Atlet karena terdampak banjir. Ini mengingat puskesmas perujuk mengirim tanpa memilah antara korban banjir dan nonbanjir. Namun, terdapat 30-an pasien positif dari salah satu panti asuhan di Jakarta Timur yang juga pindah ke Wisma Atlet karena panti asuhan itu terendam banjir.
Menurut Arifin, OTG di Kemayoran saat ini kurang dari 10 persen. Tingkat keterisian ICU transisi di sana sekitar 70 persen, yang sebelumnya selalu penuh. Namun, pasien bergejala tetap lebih banyak. RSDC Wisma Atlet Kemayoran membuka diri terhadap para pasien positif korban banjir untuk meringankan beban mereka dan mengantisipasi penularan lebih lanjut.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Hobi dan Hiburan
realme narzo 30A Siap Hadir di Indonesia pada 3 Maret 2021
24 February 2021, 16:37
Ingin ponsel gaming yang ramah di kantung? realme narzo 30A yang siap dirilis awal bulan depat dapat jadi opsinya.

Hobi dan Hiburan
Lewati Pertarungan Digital, 9 Tim Juarai FFML Season III
24 February 2021, 14:53
Usai melewati pertarungan digital yang panjang selama enam pekan, FFML Season III resmi berakhr dengan sembilan tim e-sport yang berhasil jadi juara.

Bisnis
Perkuat Kualitas Wirausaha, Pemprov DKI Jakarta Gandeng 4 Peguruan Tinggi
24 February 2021, 13:52
Pemprov DKI Jakarta baru-baru ini meneken perjanjian kerjasama dengan empat perguruan tinggi di wilayahnya guna semakin memperkuat kualitas wirausaha di Jakpreneur.

Pendidikan
Guru Besar Unpad Ungkap Pengaruh Dampak Negatif Pandemi Terhadap Tumbuh Kembang Anak
24 February 2021, 12:51
Dalam orasi ilmiahnya, Guru Besar Unpad memaparkan bagaimana pandemi COVID-19 memiliki pengaruh negatif terhadap tumbuh kembang anak.