Ulasan Film Hustlers: Ketika Maskulinitas Buat Korban Malu Laporkan Kejahatan

Hustler merupakan film layar lebar yang diangkat dari arikel viral New York Magazine yang menceritakan kasus penipuan yang dilakukan oleh sekelompok penari striptis Amerika Serikat kepada korbannya, lelaki Wall Street yang memiliki harta berlimpah. Film garapan Lorene Scafaria ini diperankan oleh diva Jennifer Lopez atau JLo dan Constance Wu.

Selain itu, film ini juga diramaikan aktris Julia Stiles, Keke Palmer, dan Lili Reinhart. Hustler dimulai dengan adegan telanjang dada minim busana yang berlatar di ruang persiapan para penari striptis. Walau Lembaga Sensor Film Indonesia telah membatasi penonton dengan minimal usia 21 tahun dan hanya menayangkan film pada slot midnight show, tapi adegan awal yang mempertontonkan kemolekan tubuh para penari dipenuhi dengan sensor.

Plot yang digunakan Scafaria ini awalnya berada pada latar tahun 2007, kemudian loncat ke tahun 2014 di mana artikel tersebut dirilis. Lalu, alur kembali mundur ke tahun 2008 di mana Scafaria menggambarkan ekonomi Amerika Serikat memburuk sehingga membuat bisnis klub penari striptis sepi pengunjung.

Sacfaria memutuskan untuk tidak terburu-buru masuk ke dalam klimaks, di mana tokoh Ramona Vega (JLo) dan Destiny (Constance Wu) lebih dulu dikuatkan. Sejak awal, tokoh Ramona memang digambarkan sebagai tokoh yang dominan, tegas, dan juga andal. Berbanding terbalik dengan Destiny, seorang imigran yang memiliki kesulitan ekonomi. Ia tampak tak percaya diri bekerja sebagai penari striptis sehingga pendapatannya tak setinggi rekan kerjanya. Sayangnya ada beberapa adegan yang terlihat mirip sehingga seakan berulang dan membuat sedikit membosankan di pertengahan.

[Baca Juga: 3 Fakta Menyeramkan di Balik Film Perempuan Tanah Jahanam]

Tokoh Ramona bisa dibilang, diperankan dengan sangat baik oleh JLo. Diva yang satu ini merupakan potret panutan perempuan mandiri, yang cerdas, supel, loyal, dan penuh kasih sayang. Walau bekerja di lingkungan yang mengumbar seks, Ramona menolak sentuhan fisik dan aktivitas seksual ketika bekerja.

Namun bukan berarti tokoh Ramona amat sempurna, sayangnya figur guru Destiny ini digelapkan mata karena uang, ia jadi makin licik dan serakah. Karena industri sudah berubah berkat krisis ekonomi, Ramona memutar otak untuk menggaet pundi-pudi uang. Destiny memilih untuk mengikuti sosok pemimpin seperti Ramona, walau akhirnya ia menemukan gejolak batin karena merasa Ramona sudah kelewat batas.

Dalam film ini, terlihat jelas Sacfaria memasukkan unsur feminisme terhadap toko Ramona dan Destiny. Mereka di buat jadi perempuan yang tak ingin bertekuk lutut di bawah laki-laki, hanya karena uang khususnya. Kedua tokoh juga berkali-kali digambarkan sebagai sosok yang ingin jadi orang mandiri tanpa laki-laki. Dalam film berdurasi 104 menit ini, Ramona tahu betul pria tidak akan berani melaporkan tindakan yang dilakukan Ramona dan timnya karena malu.

[Baca Juga: Ulasan Film Bebas: Membawa Kembali Kenangan Masa SMA]

Malu karena diperalat perempuan. Hal ini membuat korban tak banyak bicara dan muncul di publik. Sacfaria memperlihatkan, pria yang menjadi korban perempuan ini menjadi bulan-bulanan masyarakat. Bahkan aparat setempat awalnya sempat menganggap remeh dan menjadikan korban sebagai bahan bercanda.

Sacfaria juga memasukkan beberapa lelucon yang efektif dan tak berlebihan. Terakhir, di film Hustlers ada beberapa cameo yang cukup mencolok dan membuat cerita makin unik, yaitu dengan adanya kehadiran Usher sang penyanyi legenda R&B. Film Hustlers merupakan film kriminal yang dibungkus dengan drama persahabatan yang menarik untuk dinikmati. Film Hustler akan tayang minggu depan di bioskop.