Ulasan Film My Spy: Kolaborasi Lucu Agen CIA dan Bocah Perempuan

Tak pas rasanya jika mengatakan My Spy adalah film laga. Film yang dibintangi Dave Bautista itu lebih cocok dikatakan film komedi murni. Jadi, jika Anda membayangkan film ini akan dipenuhi adegan bergulat dan perlawanan dengan senjata api, My Spy hanya memberi itu dengan porsi sedikit.

Bercerita tentang JJ (Dave Bautista), anggota CIA yang kurang becus saat ditugaskan di lapangan, lantaran membunuh orang-orang jahat yang punya informasi penting. Ia diberi kesempatan satu kali lagi oleh atasannya dengan memantau sebuah keluarga beranggotakan ibu dan satu anak. Ayah keluarga itu sudah meninggal dan menyimpan senjata nuklir yang kini dicari-cari oleh saudara kandungnya. Sebelum jatuh ke tangan saudara kandungnya itu, JJ harus menemukannya, demi menyelamatkan masyarakat dari serangan nuklir.

Situasi menjadi tak mulus karena sang anak, Sophie (Chloe Coleman) mengetahui identitas JJ. Video berisi alat penyadap CIA dan percakapan JJ dengan rekannya menjadi senjata empuk bagi Sophie untuk mengontrol JJ. Dipintanya JJ menemani bermain seluncuran es, makan es krim, mengajarinya banyak hal tentang bekerja seperti agen, dan datang ke kegiatan sekolah.

[Baca Juga: Menerka Romansa Cinta Tragis dalam Film The Invisible Man]

Tidak dapat apa pun tentang nuklir dari hasil memantau keluarga itu, JJ malah terjebak dalam hubungan cinta dengan Ibu Sophie. Namun, seperti pada film hollywood yang berakhir bahagia pada umumnya, JJ berhasil mendapatkannya, tentu dengan bantuan Sophie.

Dari perjalanan kisah itu, JJ seperti agen CIA yang kalah pintar dengan seorang anak kecil berumur sembilan tahun. JJ digambarkan unggul dalam perlawanan fisik, tapi tak bisa menyusun strategi atau setidaknya menyembunyikan identitas diri.

Ekspektasi tokoh agen akan seperti Ethan Hunt dalam Mission Impossible, atau paling tidak berkharisma seperti Dominic Torreto dalam Fast and Furious sirna sudah. Mungkin karena pada dasarnya sisi komedi yang ingin ditonjolkan dalam film ini, sehingga seorang agen yang identik cerdas tak apa dibuat bodoh oleh anak kecil.

[Baca Juga: Ulasan Film The Closet: Membawa Anak Kembali Pulang]

Meski demikian, komedi dalam film tak dibuat tanggung. Dari awal hingga akhir, film yang ditulis oleh Eric dan Jon Hoeber ini tidak ada habisnya memancing gelak tawa penonton. Ada saja kalimat cerdas pemicu tawa yang tak disangka-sangka diucap pemain. Semua disusun pas, tak berlebihan.

Humor tidak hanya dikirim oleh percakapan, ada adegan-adegan yang biasa hadir dalam film aksi dibuat guyon oleh sutradara Peter Segel. Contohnya jalan bergaya tanpa menoleh selepas melempar bom yang dipraktikkan JJ dan Sophie. Munculnya dua orang gay juga menambah lucu film berdurasi 129 menit ini.

Akhir cerita My Spy dapat ditebak, tetapi penonton dijamin tak jemu menontonnya. Apabila Anda merupakan tipikal orang yang mudah tertawa, sepertinya sepanjang film Anda tak diizinkan diam. Saat pemutaran yang dihadiri PingPoint.co.id, terdengar suara tawa penonton tiada habis sepanjang film. Di akhir, tepuk tangan riuh terdengar, pertanda penonton menyukainya. Namun lagi-lagi, apa yang terjadi pada mereka belum tentu terjadi pula pada Anda, tergantung preferensi masing-masing orang.

My Spy cocok menjadi tontonan keluarga di akhir pekan. Cocok pula ditonton kala penat karena tak mengharuskan penonton berpikir keras.