Kesehatan
Viral: Mi Instan Indonesia Ada Residu Pestisida, Ini Tanggapan Pakar Unair
Pada pekan kemarin media nasional hingga media sosial di Tanah Air dihebohkan dengan kabar yang mewartakan bahwa ribuan kilogram Mie Sedaap cup ditolak masuk oleh Otoritas Badan Makanan dan Obat-obatan Taiwan. Penolakan ini dipicu oleh ditemukannya residu pestisida di dalam produk tersebut yang melewati ambang batas. Kabar ini pun sempat menjadi buah bibir para warganet di Indonesia. Pakar dari Universitas Airlangga (Unair) pun angkat bicara atas kabar viral ini dan meminta publik Tanah Air untuk tak perlu khawatir.
Pakar Gizi Unair Dominikus Raditya Atmaka, S.Gz., M.PH tak memungkiri memang terdapat kandungan residu pestisida di dalam produk mi instan. Namun ia menegaskan bahwa ini termasuk sangat rendah dan bahan kimia tersebut pada umumnya datang dari sumber makanan yang ditanam di lahan pertanian. Di mana ia menjelaskan, pestisida ini memang biasanya digunakan sebagai anti-hama, anti-patogen, dan lainnya guna meningkatkan kualitas dari bahan makanan.

Ia menegaskan, Anda tak perlu khawatir karena produk mi instan yang beredar di Indonesia, khususnya yang memiliki lambang SNI atau Standar Nasional Indonesia telah melewati proses uji coba dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Tentu saja ini mengartikan bahwa produk mi instan itu sudah masuk kategori layak konsumsi dan tidak memiliki kandungan yang berbahaya.
Namun di sisi lain penolakan dari negara Taiwan memang terbilang lumrah, karena setiap negara memiliki kebijakannya masing-masing terkait kandungan makanan. Ia mencontohkan di Amerika Serikat, BPOM di sana memperketat makanan yang dapat memicu alergi (mengandung kacang, coklat, boga bahari, sampai susu) guna melindungi publiknya yang memang memiliki alergi bahan makanan tersebut.
“Pada mi instan sebetulnya tidak ada statement khusus yang menyebutkan ambang batas pestisida. Karena, dalam pengolahan mi instan tidak melibatkan bahan turunan pestisida. Namun, dalam standar produksi makanan di negara lain biasanya tercantum dengan lebih detail,” tutur Ahli Gizi Unair itu, sebagaimana dikutip dari unair.ac.id (11/7/2022).
Walau terbilang aman tapi Dominikus tetap mengingatkan masyarakat agar tak berlebihan dan tetap bijak dalam mengonsumsi mi instan. Karena walau kandungan residu pestisidanya sangat rendah tapi dalam jangka panjang dan bila secara berlebihan dikonsumsi maka terdapat potensi memicu terjadinya kanker usus dan hati.
berita terkait
berita terpopuler
Artikel Lainnya

Hobi dan Hiburan
tiket.com Buka Pemesanan Konser Internasional Perdana BCL
16 August 2022, 17:28
Pada pekan ini penyanyi Bunga Citra Lestari siap manggung di konser internasional perdananya melalui BCL Blossom Intimate Concert di Singapura dan tiketnya sudah bisa dipesan melalui tiket.com.

Pendidikan
Perdana Pasca-Pandemi, Paskibraka Surabaya Dikukuhkan dengan Formasi Lengkap
16 August 2022, 15:27
Setelah selama dua tahun upacara HUT RI di Kota Surabaya dihadiri dengan pasukan Paskibraka di bawah 10 orang, untuk upacara besok, formasi 99 anggota telah kembali diterapkan.

Kesehatan
East Ventures Dukung Peluncuran BGSi Kemenkes
16 August 2022, 13:25
Demi mendorong pengembangan Whole Genome Sequencing di Indonesia, East Ventures memberikan dukungan program BGSi dari Kemenkes RI.

Bisnis
Dijual Tepat Momen HUT RI ke-77, Ini Harga Infinix Smart 6 Plus
16 August 2022, 11:22
Infinix Indonesia kembali umumkan ponsel pintar yang ramah di kantung dan siap dijual perdana di momen 17 Agustus besok.