Virus COVID-19 Bermutasi? Diperkirakan Ada Puluhan Varian Genetik

Saat ini ilmuan di dunia terus berlomba-lomba dalam menghasilkan vaksin yang bisa menghentikan penyebaran virus Corona penyebab penyakit COVID-19. Namun muncul kabar dari penelitian yang baru-baru ini dilakukan terhadap virus bernama lengkap SARS-CoV-2 itu. Di mana pada penelitian itu ditemukan indikasi bahwa virus Corona tersebut sudah bermutasi dengan setidaknya sudah ada 30 varian genetik dan perbedaan ini dapat berpengaruh terhadap usaha pengembangan vaksin COVID-19.

Pada dasarnya virus SARS-CoV-2 merupakan virus RNA dan memiliki karateristik yang serupa dengan virus yang menyebabkan campak serta flu. Sayangnya, virus RNA memiliki kemampuan yang mengkhawatirkan dibandingkan dengan virus DNA. Pasalnya, virus ini disebut lebih rentan terhadap perubahan yang terjadi dan bermutasi untuk meresposnnya. Oleh karena itulah, para ilmuan dunia cemas terhadap kemungkinan terjadinya second wave atau gelombang kedua COVID-19 dengan virus yang telah bermutasi.

[Baca Juga: Peneliti Uji Vaksin TBC untuk Menanggulangi COVID-19]

Kekhawatiran itu tampaknya bukan pepesan kosong belaka. Karena muncul kabar mengenai mutasi dari virus penyebab COVID-19 dan ini terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan ilmuan di Universitas Zhejiang, Tiongkok. Dalam penelitian yang dipimpin Profesor Li Lanjuan serta para kolegannya menemukan ada beberapa pasien yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 yang telah mengalami mutasi sehingga memiliki perbedaan dari virus Corona penyebab COVID-19 generasi awal.

Sebagaimana dilansir dari news-medical.net (22/4/2020), penemuan ini terjadi ketika para ilmuan dari Universitas Zhejiang itu sedang menganalisa varian atau strain virus Corona dari 11 pasien COVID-19 dari Hangzhou yang ditunjuk secara acak. Dalam penelitian itu mereka melakukan uji coba untuk melihat bagaimana virus SARS-CoV-2 dapat secara efektif menginfeksi serta membunuh sel-sel di dalam tubuh.

Pada proses uji coba itu, tim peneliti mengidentifikasikan setidaknya ada lebih dari 30 mutasi terhadap virus Corona tersebut dengan sedikitnya ada 19 yang belum pernah dilihat sebelumnya. Sejumlah mutasi dari virus SARS-CoV-2 itu menimbulkan hal yang berbeda terhadap kemampuannya. Ada yang memiliki kemampuan untuk menyebar lebih cepat hingga ada juga yang meningkatkan kemampuan virus Corona tersebut untuk menyerang sel di dalam tubuh.

[Baca Juga: Kini Inggris Ikut Unjuk Kemajuan Produksi Vaksin COVID-19]

Tim peneliti dari Universitas Zhejiang itu pun memberikan gambaran mengenai varian genetik virus SARS-CoV-2 yang telah mengalami mutasi. Di mana mutasi yang paling berbahaya terindikasi terdapat dari virus Corona yang menyebar di wilayah Eropa serta New York, Amerika Serikat. Namun ada juga varian yang cenderung lebih lemah dan ini terlihat dari strain SARS-CoV-2 yang menyebar di sejumlah wilayah Amerika Serikat dengan contoh di kawasan Negara Bagian Washington.

Tim peneliti berharap uji coba yang serta hasil penelitian yang mereka lakukan mengenai mutasi virus penyebab COVID-19 itu dapat membantu pengembangan vaksin. Namun tak bisa dipungkiri dengan semakin banyak mutasi yang terjadi pada virus Corona tersebut, maka pengembangan vaksinnya pun akan membutuhkan waktu agak lebih lama dibandingkan yang direncanakan.